2. Ketika memimpin salat berjama'ah dan mendengar ada tangisan amak kecil, beliau langsung memendekkan bacaan salatnya. Pada kesempatan lain, ketika mengetahui bahwa ada jama'ahnya juga terdapat orang yang sedang sakit, beliau juga memendekkan bacaan saatnya.Â
3. Rasulullah pernah menyampaikan bahwa perumpamaaan kaum Muslimin dalam saling menyayangi seperti satu tubuh. Bila salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh anggota tubuh yang lain ikut pula merasakan hal yang sama.Â
Kesimpulan
Menakar kadar empati bukanlah hal yang mudah, namun dengan memahami indikator-indikatornya dan melakukan upaya untuk meningkatkannya, kita dapat menjadi pribadi yang lebih empati dan membangun hubungan yang lebih berarti. Ingatlah, empati adalah sebuah keterampilan yang dapat terus diasah dan dikembangkan seiring berjalannya waktu.
Dalam proses pengembangan diri, sikap empati menjadi jalan kesuksesan berinteraksi dengan orang lain. Bila sifat empati menjadi karakter kuat, siapapun yang berada di sekitar kita pasti akan merasakan manfaat.
Salam literasi!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H