PendahuluanÂ
Sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa hidup sendiri, ia pasti membutuhkan orang lain mulai dari lahir ke bumi  hingga berakhir kembali ke pangkuan bumi. Namun sayangnya, manusia memiliki sift egois yang lebih mementingkan diri sendiri. Sifat egois inilah yang merusak hubungan dengan orang lain. Namun sifat egois ini dapat diantisipasi dengan mengembangkan sifat empati terhadap sesama. Empati, kemampuan untuk merasakan dan memahami perasaan orang lain, adalah salah satu kunci penting dalam membangun hubungan yang sehat dan harmonis. Namun, bagaimana kita bisa mengetahui seberapa besar tingkat empati yang kita miliki? Mari kita bahas lebih dalam mengenai cara menakar kadar empati.
Empati adalah Fitrah Manusia
Dalam Kamus Besar Bahasa INdonesia, menyebutkan bahwa empati merupakan kemampuan menghadapi perasaan dan pikiran orang lain. Dengan kata lain empati merupakan sikap yang membuat seseorang merasa dirinya dalam keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan orang lain. Fitrah setiap manusia yang terlahir, siapapun dia telah dibekali perasaan empati. Hanya saja, seiring perkembangannya empati harus diasah. Lalu apa yang bisa kita lakukan untuk mengasah empati? Sebenarnya banyak sekali hal yang dapat kita lakukan dari hal terkecil, misalnya menawarkan berbagi makanan kepada orang lain, menjenguk orang sakit, menebar senyum, membantu tetangga dan sebagainya. Semuanya berpulang kepada kita, mau atau tidak melakukannya.Â
Mengapa Penting untuk Menakar Empati?
- Membangun Hubungan: Empati yang tinggi memungkinkan kita untuk lebih memahami dan berempati dengan orang lain, sehingga hubungan interpersonal menjadi lebih kuat.
- Resolusi Konflik: Dengan memahami perspektif orang lain, kita dapat lebih mudah menyelesaikan konflik dan menemukan solusi yang saling menguntungkan.
- Pertumbuhan Pribadi: Menyadari tingkat empati diri sendiri memungkinkan kita untuk terus mengembangkan diri dan menjadi pribadi yang lebih baik
Cara Menakar Kadar Empati
Menetapkan angka pasti untuk mengukur empati memang sulit, namun ada beberapa indikator yang dapat kita perhatikan:
- Kemampuan Mendengarkan: Seberapa baik kita mendengarkan orang lain tanpa menyela atau menghakimi? Apakah kita berusaha memahami perasaan mereka di balik kata-kata yang mereka ucapkan?
- Perhatian terhadap Orang Lain: Apakah kita memperhatikan kebutuhan dan perasaan orang lain? Apakah kita peduli dengan kesejahteraan mereka?
- Pemahaman Perspektif Lain: Apakah kita dapat menempatkan diri pada posisi orang lain dan melihat situasi dari sudut pandang mereka?
- Reaksi terhadap Emosi Orang Lain: Bagaimana reaksi kita ketika melihat orang lain mengalami emosi yang kuat? Apakah kita cenderung mengabaikan, menghakimi, atau berusaha membantu?
- Tingkat Keterlibatan Sosial: Seberapa aktif kita dalam berinteraksi dengan orang lain? Apakah kita memiliki banyak teman dan terlibat dalam kegiatan sosial?
Meningkatkan Kadar Empati
Jika kita merasa ingin meningkatkan kadar empati, berikut beberapa tips yang dapat kamu coba:
- Latih Kemampuan Mendengarkan: Berlatihlah untuk menjadi pendengar yang aktif. Fokuslah pada pembicara, jangan menyela, dan ajukan pertanyaan yang menunjukkan bahwa kamu benar-benar memperhatikan.
- Baca Buku dan Tonton Film: Konsumsilah karya fiksi yang dapat membantumu memahami perspektif orang lain.
- Berlatih Perspektif-Taking: Cobalah untuk melihat situasi dari sudut pandang orang lain. Bayangkan bagaimana perasaan mereka jika berada dalam situasi yang sama.
- Berinteraksi dengan Orang yang Berbeda: Semakin banyak kamu berinteraksi dengan orang yang berbeda latar belakang dan pengalaman, semakin luas pula pemahamanmu tentang dunia.
- Latih Empati dalam Kehidupan Sehari-hari: Mulailah dengan hal-hal kecil, seperti menawarkan bantuan kepada orang yang membutuhkan atau mengucapkan kata-kata yang baik.
Teladan Bersikap Empati
1. Rasulullah saw. selalu  melakukan empati. Pada suatu malam, ada seorang Badui mengetuk pintu rumah Rasulullah dan meminta baantuan makana, pakaian dan uang. Namun, karena Rasulullah pun tidak memiliki apa yang diinginkanorang itu, beliau dengan penuh kasih sayang memberikan solusi dengan menyuruh Bilal (sahabatnya) menunjukkan rumah Fatima, puterinya yag kemudian memberikan bantuan secukupnya.