Mohon tunggu...
Yuyun Srimulyati
Yuyun Srimulyati Mohon Tunggu... Guru - Guru, Pelatih Daerah/trainer PPKB Kemenag RI bidang profesional 2 (Publikasi Ilmiyah), pegiat literasi, public relation

Hobi yang baru saja menggeliat dan menantangku yaitu MENULIS karena terinspirasi para kompasianer, kumainkan jemari di pojok kompasiana, terjebak di ruang kolaborasi komunitas KAUSAKu4NKRI, berawal dari kepenasaran maka akhirnya Practice Makes Perfect basmalah ikuti langkah Kuntowijoyo menulis, menulis dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Di Balik Duri: Terdapat Manisnya Kehidupan

9 Januari 2025   05:25 Diperbarui: 9 Januari 2025   11:15 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar ilustrasi meta 

Peribahasa lama mengajarkan kita bahwa "bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian". Pepatah ini seakan menemukan wujud konkritnya dalam buah durian. Buah yang satu ini, dengan penampilan luarnya yang penuh duri tajam, seringkali membuat kita ragu untuk mendekatinya. Namun, di balik benteng duri itu tersimpan daging buah yang lembut, manis, dan harum.

Dari analogi durian ini, kita bisa menarik beberapa pelajaran berharga tentang kehidupan.

  • Tantangan adalah bagian dari perjalanan: Duri-duri pada durian melambangkan berbagai tantangan, rintangan, dan kesulitan yang kita hadapi dalam hidup. Sama seperti kita harus berhati-hati saat membuka durian, kita juga perlu bersiap menghadapi berbagai rintangan untuk mencapai tujuan.
  • Keindahan tersembunyi di balik kesulitan: Daging buah durian yang lezat adalah simbol dari kebahagiaan, kesuksesan, dan kepuasan yang akan kita rasakan setelah melewati berbagai ujian. Tidak ada kesuksesan yang instan, semuanya membutuhkan proses dan perjuangan.
  • Jangan menilai sesuatu dari penampilan luarnya: Durian yang tampak menakutkan dari luar ternyata menyimpan kejutan yang menyenangkan di dalamnya. Begitu pula dengan orang lain, kita tidak boleh terburu-buru menilai seseorang hanya dari penampilan fisik atau kesan pertama.
  • Sabar dan ketekunan adalah kunci: Membuka durian membutuhkan kesabaran dan ketekunan. Begitu pula dalam hidup, kita perlu bersabar dan terus berusaha untuk mencapai tujuan.

Dalam dunia pendidikan tentu saja kita bisa mengambil pelajaran dan hikmah  dari analogi Ujian sebagai Tahapan Pendidikan

1. Sekolah Dasar: Ujian seperti Menyeberangi Sungai Kecil

Di SD, ujian seperti menyeberangi sungai kecil. Airnya dangkal, batu-batu loncatan sudah tersedia, dan orang tua serta guru selalu siap membantu jika kita kesulitan. Tujuannya adalah untuk memastikan kita memiliki dasar yang kuat sebelum menuju tahap selanjutnya.

2. Sekolah Menengah Pertama: Ujian seperti Mendaki Bukit

Saat SMP, ujian sudah seperti mendaki bukit. Jalannya mulai menanjak, udara semakin tipis, dan kita harus memilih jalur yang tepat. Namun, pemandangan di puncak bukit begitu indah, dan kita akan merasa puas setelah berhasil mencapai puncak.

3. Sekolah Menengah Atas: Ujian seperti Mengarungi Laut

 Ujian di SMA seperti mengarungi lautan. Ombaknya besar, arah angin tak menentu, dan kita harus mengandalkan peta serta kompas untuk mencapai tujuan. Ujian ini menguji kemampuan kita dalam mengambil keputusan, memecahkan masalah, dan bertahan dalam kondisi yang sulit.

4. Perguruan Tinggi: Ujian seperti Menjelajahi Hutan Belantara

Di perguruan tinggi, ujian seperti menjelajahi hutan belantara. Jalannya tidak jelas, banyak sekali percabangan, dan kita harus berjuang sendiri untuk menemukan jalan keluar. Ujian ini menguji kreativitas, keingintahuan, dan kemampuan kita untuk berpikir kritis.

5. Pascasarjana: Ujian seperti Mendaki Gunung Everest

 Ujian di pascasarjana seperti mendaki Gunung Everest. Udara sangat tipis, medan sangat terjal, dan hanya sedikit orang yang berhasil mencapai puncak. Ujian ini menguji ketahanan fisik dan mental kita, serta kemampuan kita untuk melakukan penelitian yang orisinal.

Secara keseluruhan setiap tahapan pendidikan adalah seperti sebuah petualangan. Semakin tinggi level pendidikan, semakin kompleks dan menantang ujian yang harus kita hadapi. Namun, di balik setiap ujian yang sulit, terdapat peluang untuk tumbuh dan berkembang. Sama seperti durian, kita harus melewati duri-duri terlebih dahulu untuk menikmati manisnya daging buah.

sumber gambar canva design  created by Yusri
sumber gambar canva design  created by Yusri

Pelajaran yang Bisa Kita Ambil:

  • Kegagalan adalah bagian dari proses: Jangan takut untuk gagal. Setiap kegagalan adalah kesempatan untuk belajar dan memperbaiki diri.
  • Konsistensi adalah kunci: Keberhasilan tidak datang dalam semalam. Dibutuhkan kerja keras, disiplin, dan konsistensi untuk mencapai tujuan.
  • Minta bantuan jika diperlukan: Jangan ragu untuk meminta bantuan kepada guru, orang tua, atau teman jika kita mengalami kesulitan.
  • Nikmati prosesnya: Jangan hanya fokus pada hasil akhir, tetapi nikmati juga proses belajar dan tumbuh.

Kesimpulan

Durian mengajarkan kita bahwa kehidupan tidak selalu berjalan mulus. Akan ada saat-saat di mana kita merasa terbebani oleh berbagai masalah. Namun, jika kita mampu melewati semua itu dengan sabar dan tekun, kita akan menemukan keindahan dan kebahagiaan yang tak ternilai harganya.

Salam sehat dan tetap semangat untuk para pembelajar sepanjang hayat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun