Mohon tunggu...
Yuyun Srimulyati
Yuyun Srimulyati Mohon Tunggu... Guru - Guru, Pelatih Daerah/trainer PPKB Kemenag RI bidang profesional 2 (Publikasi Ilmiyah), pegiat literasi, public relation

Hobi yang baru saja menggeliat dan menantangku yaitu MENULIS karena terinspirasi para kompasianer, kumainkan jemari di pojok kompasiana, terjebak di ruang kolaborasi komunitas KAUSAKu4NKRI, berawal dari kepenasaran maka akhirnya Practice Makes Perfect basmalah ikuti langkah Kuntowijoyo menulis, menulis dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jadilah Hators (Happiness Creators) : Kiat Bijak Bermedia Sosial

4 Januari 2025   19:25 Diperbarui: 4 Januari 2025   19:25 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Flyer Pertemuan ke-17 GMLD 

Baru-baru ini, kita menyaksikan sebuah film layar lebar yang menghadirkan kisah mendalam dan relevan dengan kehidupan kita sehari-hari. Alur cerita yang disajikan begitu dekat dengan realitas, seakan-akan menggambarkan berbagai pengalaman yang kita alami bersama orang-orang terdekat, bahkan diri kita sendiri

Tema "Kekuatan Media Sosial" semakin relevan dalam kehidupan kita saat ini. Film "Budi Pekerti" menjadi contoh nyata bagaimana platform digital dapat mengubah hidup seseorang secara drastis, baik positif maupun negatif. Kisah guru yang penuh dedikasi ini menjadi korban penyebaran hoaks yang viral, menunjukkan betapa rentannya reputasi seseorang di era digital. Film ini menyadarkan kita akan pentingnya berhati-hati dalam memanfaatkan media sosial dan dampaknya yang luas terhadap kehidupan kita.

Pepatah Jawa "Yitna Yuwana Lena Kena" memberikan nasihat yang sangat relevan dengan kondisi saat ini, terutama dalam konteks penggunaan media sosial. Pesan ini mengingatkan kita akan pentingnya berhati-hati dalam berinteraksi di dunia digital. Dengan selalu waspada, kita dapat memaksimalkan manfaat media sosial tanpa harus terjebak dalam masalah yang tidak diinginkan.

Penggunaan media sosial yang marak pada era digital ini menghadirkan tantangan tersendiri. Di satu sisi, media sosial menawarkan berbagai manfaat, namun di sisi lain, penggunaannya yang tidak terkendali dapat menimbulkan dampak negatif. Oleh karena itu, penting bagi individu untuk mengembangkan literasi digital yang memadai agar dapat memanfaatkan media sosial secara optimal dan menghindari risiko yang mungkin timbul.

Pernahkah Anda merasa geram saat membaca komentar-komentar kasar dan penuh kebencian di media sosial? Atau mungkin Anda pernah menjadi korban dari serangan siber? Fenomena ini bukanlah hal yang asing lagi di era digital. Riset terbaru menunjukkan bahwa tingkat kesopanan netizen Indonesia mengalami penurunan yang signifikan. Lantas, apa yang menyebabkan hal ini terjadi dan bagaimana kita dapat mengatasi masalah ini?"

Dampak Negatif Media Sosial yang Lebih Luas

  • Kesehatan Mental: Selain kecemasan dan depresi, media sosial juga bisa memicu gangguan tidur, penurunan produktivitas, dan isolasi sosial.
  • Hubungan Sosial: Interaksi online yang terlalu sering bisa menggantikan interaksi nyata, sehingga melemahkan hubungan sosial yang sehat.
  • Polarisasi: Media sosial seringkali memperkuat polarisasi pendapat dan memicu perdebatan yang tidak sehat.
  • Misinformasi: Hoaks dan berita bohong yang menyebar luas di media sosial dapat menyesatkan publik dan merusak kepercayaan.
  • Algoritma: Algoritma yang dirancang untuk memaksimalkan keterlibatan pengguna seringkali mendorong konsumsi konten yang ekstrem atau kontroversial.

Cara Mencegah Dampak Negatif Media Sosial

  • Tanggung Jawab Platform: Platform media sosial memiliki peran penting dalam menjaga keamanan dan kenyamanan pengguna, namun seringkali dinilai kurang proaktif dalam mengatasi masalah seperti ujaran kebencian dan disinformasi. 
  • Regulasi: Perlu adanya regulasi yang lebih ketat terhadap platform media sosial untuk melindungi pengguna.
  • Literasi Digital: Pentingnya meningkatkan literasi digital masyarakat agar dapat membedakan informasi yang benar dan salah.
  • Pendidikan: Mengintegrasikan pendidikan media sosial ke dalam kurikulum sekolah untuk membekali generasi muda dengan keterampilan kritis.
  • Regulasi yang Seimbang: Menetapkan regulasi yang seimbang, yang tidak hanya melindungi pengguna tetapi juga tidak menghambat inovasi.
  • Tanggung Jawab Individu: Setiap individu memiliki peran penting dalam menciptakan ruang digital yang sehat dan positif.

Apa itu bermedsos dengan sehat?

Dilansir dari National Online Safety, internet safety atau internet sehat adalah konsep penggunaan internet untuk melindungi diri sendiri serta orang lain dari kemungkinan bahaya atau risiko di dunia online.

Internet yang sehat adalah penggunaan internet secara berhati-hati, mengakses informasi yang baik-baik dan tidak mengakses hal-hal yang berbau negatif. berhati-hati dalam menggunakan internet adalah wajib hukumnya.

Menurut laporan dari National Online Safety, internet safety atau internet sehat adalah konsep penggunaan internet yang bertujuan untuk melindungi diri sendiri serta orang lain dari potensi bahaya atau risiko yang ada di dunia maya. Dalam konteks ini, internet sehat mengacu pada cara kita menggunakan internet secara bijaksana, memilih untuk mengakses informasi yang positif dan bermanfaat, serta menghindari konten-konten yang bersifat negatif atau merugikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun