Pada pertemuan ke-12 Guru Motivator Literasi Digital kali ini dibersamai oleh bunda Rita Wati, M.Kom. sebagai nara sumber dan bunda Lely Suryani, S.Pd. SD. sebagai moderator.
Pendahuluan
Di era digital yang semakin maju, media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita. Platform-platform seperti Instagram, Facebook, dan TikTok menawarkan ruang bagi setiap individu untuk mengekspresikan diri secara kreatif dan bebas. Melalui unggahan foto, video, atau tulisan, kita dapat berbagi minat, hobi, serta pemikiran dengan orang-orang di seluruh dunia. Namun, di balik kemudahan yang ditawarkan, muncul berbagai pertanyaan mengenai dampak psikologis dan sosial dari aktivitas berbagi di media sosial.
Selain dampak negatif, media sosial juga memiliki banyak potensi positif. Platform ini dapat menjadi sarana untuk memperluas jaringan sosial, meningkatkan kesadaran akan isu-isu sosial, serta mendukung kreativitas dan inovasi. Banyak individu telah berhasil memanfaatkan media sosial untuk mencapai tujuan pribadi dan profesional mereka.
Landasan Hukum tentang Etika Bermedia Sosial
Undang-undang ITE, khususnya Nomor 19 Tahun 2016, memberikan aturan main yang jelas tentang bagaimana kita seharusnya berperilaku di media sosial. Hukum ini melarang kita untuk menyebarkan berita bohong, menghasut permusuhan, dan mencemarkan nama baik orang lain.
Sebagai pengguna media sosial, kita harus bijak dalam memanfaatkannya. Ini artinya kita harus menggunakan media sosial dengan tujuan yang jelas, bersikap sopan santun saat berinteraksi dengan orang lain, selalu memeriksa kebenaran informasi sebelum menyebarkannya, menghindari akun-akun yang suka memancing konflik, dan tentu saja, mendapatkan manfaat positif dari media sosial.
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) mengandung sejumlah ketentuan yang secara khusus mengatur etika dalam bermedia sosial. Beberapa pasal yang relevan di antaranya mencakup:
Pasal 27 ayat (3): Larangan menyebarkan informasi yang tidak benar dan menyesatkan.
Pasal 28 ayat (2): Larangan menyebarkan ujaran kebencian.
Pasal 32 ayat (1): Larangan mencemarkan nama baik orang lain.
Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) memberikan perlindungan hukum bagi berbagai aktivitas yang memanfaatkan internet, termasuk transaksi digital, penggunaan informasi, dan ekspresi diri di media sosial. Oleh karena itu, kita perlu bersikap bijak dalam menggunakan media sosial dengan menerapkan langkah-langkah berikut:
1. Menggunakan media sosial sesuai dengan kebutuhan.
2. Menjaga sikap dan etika dalam berinteraksi dengan pengguna lain.
3. Menyaring informasi yang didapat.
4. Menghindari akun-akun provokatif, dan terakhir
5. Memaksimalkan manfaat penggunaan media sosial.
Mengapa Etika Bermedia Sosial Penting?
Sebelum kita mengekspresikan diri di media sosial, ada lima hal penting yang harus kita pertimbangkan. Kita perlu memastikan bahwa informasi yang kita bagikan itu benar, bermanfaat bagi orang lain, menginspirasi, perlu dibagikan, dan disampaikan dengan kata-kata yang baik dan sopan. Prinsip THINK Â ( True, Helpful, Inspiring, Necessary, Kind) ini dapat menjadi pedoman kita agar setiap unggahan yang kita buat memberikan dampak positif dan bertanggung jawab.
Berikut beberapa platform media sosial populer yang bisa untuk mengekspresikan diri :
Instagram: Cocok untuk berbagi foto dan video pendek.
TikTok: Platform video pendek yang sangat populer.
YouTube: Ideal untuk membuat konten video yang lebih panjang.
Twitter: Untuk berbagi pemikiran dan mengikuti tren.
Facebook: Platform yang serbaguna, bisa digunakan untuk berbagai tujuan.
Berbagi di media sosial memang menyenangkan, tapi kita harus bijak dalam melakukannya. Setiap postingan kita punya pengaruh, baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Berikut beberapa tips yang bisa kamu ikuti:
1. Temukan Identitas dirimu
- Passion  : adalah semangat dan antusiasme yang besar terhadap sesuatu yang membuat kita merasa hidup dan termotivasi untuk terus belajar dan berkembang. Passion bisa berupa minat terhadap hobi, pekerjaan, atau bahkan ide-ide yang ingin kita wujudkan.
- Â Gaya pribadi : adalah ekspresi unik diri melalui penampilan, sikap, minat, dan nilai-nilai yang kita yakini. Gaya pribadi membantu kita merasa lebih percaya diri, membedakan diri dari orang lain, dan menjadi lebih autentik.
- Nilai yang ingin kita promosikan : Nilai ini menjadi landasan bagi semua tindakan dan keputusan yang kita ambil, serta menjadi pembeda kita dengan yang lain.
2. Pilih platform yang Tepat :Â
- Setiap platform memiliki karakteristik dan audiens yang berbeda. Dengan memilih platform yang paling sesuai dengan target pasar dan tujuan kampanye, kita dapat memaksimalkan hasil yang ingin dicapai.Â
- Sesuaikan dengan target audiens : Dengan menyesuaikan pesan dan konten dengan minat, kebutuhan, dan karakteristik mereka, kita dapat membangun hubungan yang lebih kuat.
3. Buat konten yang MenarikÂ
- Otentik : Konten yang otentik adalah konten yang berasal dari hati dan pikiran yang tulus. yang mencerminkan jati diri dan nilai-nilai yang diyakini oleh pembuatnya.Â
- Bernilai : Konten bernilai akan memberikan panduan praktis bagi para audiens kita sesuai dengan minat mereka.Â
- Visual yang menarik : Visual yang menarik membuat konten lebih hidup dan mengesankan dan  menarik minat audiens.
- Tulisan yang jelas dan ringkas dengan pesan yang efektif
- Gunakan hastag yang relevan, ini akan membantu erang lain menemukan kontenmu.
4. Berinteraksi dengan Pengikut
- Saling berbalas komentar : adalah cara seru untuk menjalin hubungan yang lebih dekat dengan teman-teman di media sosial. Dengan menanggapi komentar mereka, kita tidak hanya menunjukkan bahwa kita menghargai pendapat mereka, tapi juga menciptakan suasana yang lebih hangat dan menyenangkan. Selain itu, saling bertukar pikiran juga bisa memperkaya pengetahuan kita tentang berbagai hal.
- Follow akun lain : Mengikuti akun lain di media sosial itu seperti membuka jendela baru ke dunia yang lebih luas. Kita bisa mendapatkan informasi terkini, inspirasi, dan hiburan dari berbagai sumber. Selain itu, mengikuti akun yang relevan dengan minat kita juga bisa memperluas jaringan pertemanan dan memperkaya pengetahuan.
- Ikuti tren yang populer : Mengikuti tren yang tepat bisa membantu kita membangun personal branding yang kuat di media sosial. Dengan menunjukkan bahwa kita mengikuti perkembangan terkini, kita akan terlihat lebih relevan dan menarik bagi orang lain.
5. Jaga Etika
- Hormati orang lain, hindari perkataan kasar, menyinggung atau diskriminasi.
- Stop hoax, biasakan menyaring berita sebelum memublikasikan kepada orang lain. Pastikan berita yang kita sebar benar-benar akurat.
- Lindungi privasi diri. Tidak terlalu banyak membagikan info pribadi.
KesimpulanÂ
Media sosial memiliki potensi luar biasa untuk membawa perubahan positif. Namun, potensi ini hanya akan terwujud jika kita menggunakannya dengan bijak. Dengan mengedepankan etika dan akhlak, kita bisa menciptakan ruang online yang lebih baik dan bermanfaat bagi semua orang. Penggunaan media sosial adalah cerminan diri kita. Platform ini bisa menjadi sarana untuk berbagi hal-hal positif dan menginspirasi orang lain. Namun, kita harus ingat bahwa setiap tindakan kita di dunia maya memiliki konsekuensi. Oleh karena itu, penting untuk selalu berpegang pada nilai-nilai etika dan moral.
Wassalam.
Membuat dadar dan lanting,
Dikreasikan dari bahan pangan,
Lebih dari sekadar posting,
Ekspresikan diri, kebaikan jadi pegangan.
Salam literasi!Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H