Pada pertemuan pertama pelatihan Guru Motivator Literasi Digital (GMLD) dibersamai oleh bapak Dr. Wijaya Kusumah, M.Pd. (biasa disapa Omjay), kompasianer pendidik  dan berperan sebagai moderator adalah bapak Dail Ma'ruf, M.Pd.Â
Pendahuluan
Dunia maya adalah lautan informasi yang tak terbatas. Di dalamnya, anak-anak kita bisa menjelajahi berbagai pengetahuan, berinteraksi dengan teman-teman baru, dan mengembangkan kreativitas. Namun, seperti halnya dunia nyata, dunia maya juga menyimpan berbagai potensi bahaya. Sebagai orang tua, kita memiliki peran penting dalam membimbing anak-anak agar dapat memanfaatkan teknologi secara bijak dan bertanggung jawab.
Apa itu Literasi Digital?
Literasi digital adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan teknologi secara cerdas dan efektif. Di era digital seperti sekarang, kemampuan ini sangat penting karena hampir semua aspek kehidupan kita sudah terhubung dengan teknologi. Agar dapat memanfaatkan teknologi secara optimal, kita perlu memahami empat pilar literasi digital, dengan menguasai keempat pilar tersebut, kita dapat beradaptasi dengan perkembangan teknologi, berpikir kritis, dan menggunakan teknologi secara bertanggung jawab.
Menurut Dr. Wijaya Kusumah. M.Pd. (biasa disapa Omjay) guru blogger Indonesia, ada empat pilar literasi digital yang penting untuk dipahami oleh para calon generasi emas yaitu:
1. Kecakapan Digital : Kemampuan menggunakan teknologi secara efektif dan produktif.
2. Budaya Digital : Memahami bagaimana teknologi memengaruhi budaya dan perilaku kita.
3. Etika Digital : Kesadaran akan norma dan nilai dalam berinteraksi di dunia maya.
4. Keamanan digital : Kemampuan melindungi diri dan orang lain untuk dari ancaman cyber.Â
Bagaimana Membangun Rumah Digital yang Aman untuk Anak?
Membangun rumah digital yang aman untuk anak adalah tanggung jawab kita sebagai orang tua. Dunia maya menawarkan segudang informasi dan hiburan yang menarik bagi anak-anak. Namun, di balik kemudahan akses tersebut, terdapat juga potensi bahaya yang mengintai. Dengan memberikan pemahaman yang baik tentang dunia digital, mengajarkan keterampilan berpikir kritis, dan menanamkan nilai-nilai positif, kita dapat menciptakan lingkungan online yang aman dan nyaman bagi anak-anak kita untuk belajar dan berkembang.
Membangun rumah digital yang aman juga membutuhkan lebih dari sekadar membatasi waktu layar. Orang tua perlu memahami berbagai fitur keamanan yang ditawarkan oleh perangkat dan aplikasi. Dengan memanfaatkan fitur kontrol parental, filter konten, dan perangkat lunak keamanan, kita dapat menciptakan benteng pertahanan yang kuat untuk melindungi anak-anak dari ancaman cyber.
Selanjutnya membangun rumah digital yang aman bukan hanya tentang melindungi anak dari bahaya, tetapi juga tentang menciptakan keseimbangan antara dunia digital dan dunia nyata. Penting bagi anak-anak untuk memiliki waktu yang cukup untuk bermain, bersosialisasi, dan belajar di dunia nyata. Dengan demikian, mereka dapat mengembangkan keterampilan sosial dan emosional yang penting untuk kehidupan mereka.
Pentingnya Menjaga Data Privasi di Dunia Digital
Di era digital saat ini, data pribadi kita menjadi komoditas yang sangat berharga. Tanpa kita sadari, setiap kali kita berinteraksi di dunia maya, kita meninggalkan jejak digital yang dapat dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawabAnak-anak, yang seringkali kurang memahami risiko yang ada, menjadi sasaran empuk bagi para pelaku kejahatan siber. Penipuan, pemerasan, dan pencurian identitas adalah beberapa contoh kejahatan yang dapat terjadi akibat kebocoran data pribadi. Oleh karena itu, kita perlu meningkatkan kesadaran tentang pentingnya melindungi data pribadi dan mengambil langkah-langkah konkret untuk menjaga keamanan data kita. Misalnya, kita dapat menggunakan kata sandi yang kuat danunik untuk setiap akun, menghindari mengklik tautan mencurigakan, dan selalu memperbarui perangkat lunak. Perlindungan data pribadi adalah investasi jangka panjang bagi keamanan dan kenyamanan kita.Dengan meningkatkan kesadaran tentang risiko yang ada di dunia digital, kita dapat mengambil langkah-langkah preventif untuk melindungi diri sendiri dan keluarga. Membatasi informasi pribadi yang dibagikan secara online, menggunakan kata sandi yang kuat, dan selalu memperbarui perangkat lunak adalah beberapa contoh tindakan sederhana yang dapat kita lakukan.
Anak kecil masih suka ngompol,
Sempat tak sempat pakaikan pamper,
Dunia ini hanya seujung jempol,
Selamatkan anak dari kejahatan cyber.
Salam literasi!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H