Dalam jok sempit, ku duduk termenung
 Rinai hujan , menari di kaca buram
 Angkot tua meluncur, di jalanan yang lengang
 Menemani langkah pulang, tubuh yang lelah
Tetesan hujan, membasahi kaca jendelaÂ
Membentuk lukisan alam, abstrak dan indah
 Cahaya senja meredup, perlahan menghilangÂ
Digantikan kelam malam, yang mulai datang
Suara mesin mendengung, irama sendu
 Menyatu dengan rinai hujan, yang begitu syahduÂ
Pikiran melayang, mengingat hari yang panjang
 Dalam pelukan hujan, ku temukan ketenangan
Aroma tanah basah, menusuk hidungÂ
Membawa kenangan masa kecil, yang penuh rinduÂ
Angkot meluncur, menyelinap di barisan kendaraan
Ikuti liku jalan bagai meliuknya gerakan penari
Hujan semakin deras, membasahi atap angkot
 Namun di dalam hati, ku rasakan kehangatanÂ
 Sebuah perjalanan sederhana, penuh maknaÂ
Dalam rinai hujan sore, ku temukan damai
Sumedang, 2 November 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H