Dalam genggaman erat, ku sangga mimpi
 Sejuta harapan, terukir di hati
 Namun, beban terasa begitu beratÂ
Sehingga napasku sesak, sulit untuk berlari
Lepaskanlah, ikatan yang mengikatÂ
Biarkan jiwa ini bebas mengepakÂ
Menebar derma pada sesama
 Untuk meraih mentari, di ujung langit
Saat jeratan  membelenggu dalam dilema
Kulepas dan  kau semakin menjerat
Kumeronta dalam tirani
Mengoyak ego yang tak bersambut
Kuingin terbang lepasÂ
Sebebas kepak sayap merpati
Dalam sunyi kutorehkan kata
Dalam tetes tinta, merangkai maknaÂ
Teruslah menari wahai jemari
Teruslah rangkai kata sakti
Hingga ke lorong jiwa yang sepi
Menyendiri tanpa ada yang mengusik
Teruslah mainkan tuts-tuts itu
Hingga mataku suntuk
Biarkan mimpi menjemput
Di kegelapan bertabur bintang
Gundah gulana, kini terurai dalam kata
Beban berat, perlahan sirna
 Seiring tinta mengalir, merenda
Teruslah hingga jemariku lelah
Seiring rintik hujan memecah kesunyian
Angan melayang menembus cakrawala
Mengetuk pintu langit
Agar damai segera menghampiri
Yaa Rabb, biarkan jiwa ini merdeka dalam ridha-Mu
Sembuhkan jiwa, yang rapuh dan lukaÂ
Dalam setiap goresan, ku temukan maknaÂ
Obat keajaiban, tinta penawar
Sumedang, 30 Oktober 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H