Tantangan Koordinasi: Pemisahan kementerian dapat menghambat koordinasi dalam menyusun kebijakan dan program yang terkait dengan Kurikulum Merdeka. Setiap kementerian mungkin memiliki fokus dan prioritas yang berbeda, sehingga sulit mencapai konsensus dan sinergi.
Peran Kementerian Baru: Kementerian baru yang bertanggung jawab atas bagian tertentu dari pendidikan (misalnya, pendidikan tinggi) mungkin memiliki pandangan yang berbeda tentang Kurikulum Merdeka dan prioritas yang berbeda dalam implementasinya.
Alokasi Anggaran:
- Persaingan Anggaran: Adanya beberapa kementerian yang menangani bidang pendidikan dapat memicu persaingan dalam alokasi anggaran. Kurikulum Merdeka mungkin tidak mendapatkan prioritas yang sama seperti sebelumnya, terutama jika kementerian baru lebih fokus pada program-program lain.
- Efisiensi Penggunaan Anggaran: Pembagian anggaran yang tidak efektif dapat menghambat implementasi Kurikulum Merdeka secara optimal.
Fokus Kebijakan:
- Perubahan Fokus: Setiap kementerian baru mungkin memiliki fokus kebijakan yang berbeda, yang dapat mengarah pada perubahan arah kebijakan dalam implementasi Kurikulum Merdeka.
- Ketidakjelasan Kebijakan: Ketidakjelasan mengenai pembagian tanggung jawab antar kementerian dapat menyebabkan kebingungan bagi pihak-pihak yang terlibat dalam implementasi Kurikulum Merdeka, baik di tingkat pusat maupun daerah.
Implementasi di Lapangan:
- Perbedaan Interpretasi: Perbedaan interpretasi terhadap Kurikulum Merdeka di antara berbagai kementerian dapat menimbulkan kebingungan bagi satuan pendidikan dalam mengimplementasikannya.
- Keterlambatan Implementasi: Proses koordinasi dan penyusunan kebijakan yang lebih kompleks dapat menyebabkan keterlambatan dalam implementasi Kurikulum Merdeka di lapangan.
- Implikasi bagi Kurikulum Merdeka
Perpecahan kementerian dapat berdampak signifikan terhadap kelanjutan dan implementasi Kurikulum Merdeka. Jika tidak dikelola dengan baik, hal ini dapat menyebabkan:
- Terhambatnya inovasi: Kurikulum Merdeka yang dirancang untuk mendorong inovasi dalam pembelajaran dapat terhambat jika tidak ada koordinasi yang baik antar kementerian.
- Ketidakpastian bagi satuan pendidikan: Satuan pendidikan mungkin merasa tidak pasti tentang arah kebijakan pendidikan dan kesulitan dalam mengambil keputusan terkait implementasi Kurikulum Merdeka.
- Ketidakmerataan kualitas pendidikan: Perbedaan dalam alokasi anggaran dan fokus kebijakan dapat menyebabkan ketidakmerataan kualitas pendidikan di berbagai daerah.
Kesimpulan
Perpecahan kementerian merupakan tantangan baru dalam implementasi Kurikulum Merdeka. Untuk memastikan keberlangsungan dan keberhasilan kebijakan ini, diperlukan koordinasi yang kuat antar kementerian, kejelasan peran dan tanggung jawab, serta dukungan anggaran yang memadai. Selain itu, perlu dilakukan evaluasi secara berkala terhadap dampak perpecahan kementerian terhadap implementasi Kurikulum Merdeka, sehingga dapat dilakukan penyesuaian kebijakan yang diperlukan.
Saran
- Memperkuat koordinasi antar kementerian: Membentuk forum koordinasi yang melibatkan semua kementerian terkait untuk membahas isu-isu strategis dalam implementasi Kurikulum Merdeka.
- Menyusun panduan yang jelas: Menyusun panduan yang jelas dan komprehensif mengenai implementasi Kurikulum Merdeka, termasuk pembagian tanggung jawab antar kementerian.
- Memberikan dukungan kepada satuan pendidikan: Memberikan pelatihan dan pendampingan yang memadai kepada guru dan kepala sekolah dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka.
- Melakukan evaluasi secara berkala: Melakukan evaluasi secara berkala terhadap implementasi Kurikulum Merdeka untuk mengidentifikasi kendala dan mencari solusi.
Salam literasi!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H