Mohon tunggu...
Yuyun Srimulyati
Yuyun Srimulyati Mohon Tunggu... Guru - Guru, Pelatih Daerah/trainer PPKB Kemenag RI bidang profesional 2 (Publikasi Ilmiyah), pegiat literasi, public relation

Hobi yang baru saja menggeliat dan menantangku yaitu MENULIS karena terinspirasi para kompasianer, kumainkan jemari di pojok kompasiana, terjebak di ruang kolaborasi komunitas KAUSAKu4NKRI, berawal dari kepenasaran maka akhirnya Practice Makes Perfect basmalah ikuti langkah Kuntowijoyo menulis, menulis dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

#Growth Mindset#Never giveup : Life Skills Mengatasi #Desperate di Linkedln

10 Oktober 2024   04:52 Diperbarui: 10 Oktober 2024   07:47 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendahuluan

Tren penggunaan tagar #desperate di LinkedIn memang menjadi cerminan dari kecemasan dan frustrasi yang dirasakan banyak pencari kerja, terutama generasi muda. Namun, sejatinya mengeluh semata tidak akan membawa perubahan berarti. Mari kita ubah narasi negatif menjadi aksi nyata dengan mengoptimalkan life skills yang kita miliki.

Mengapa Mengeluh Bukan Solusi Terbaik?

  • Menciptakan Energi Negatif: Mengeluh cenderung menarik energi negatif dan membuat kita terjebak dalam lingkaran pikiran yang pesimistis.
  • Membatasi Perspektif: Fokus pada kesulitan membuat kita sulit melihat peluang yang ada di sekitar kita.
  • Menurunkan Motivasi: Terlalu banyak mengeluh dapat mengikis motivasi dan semangat untuk berjuang.

Life Skills yang Bisa Diterapkan

  1. Tingkatkan Keterampilan Diri:

    • Belajar hal baru: Ikuti kursus online, workshop, atau membaca buku untuk menambah pengetahuan dan keterampilan.
    • Kembangkan soft skills: Komunikasi, kerjasama tim, pemecahan masalah, dan kepemimpinan adalah keterampilan yang sangat dicari oleh banyak perusahaan.
    • Manfaatkan jaringan: Perluas koneksi profesional melalui LinkedIn dan platform lainnya.
  2. Kelola Ekspektasi:

    • Realitis: Jangan terlalu tinggi harapan, namun tetap optimis.
    • Fokus pada proses: Nikmati perjalanan mencari pekerjaan dan jangan terlalu terpaku pada hasil akhir.
    • Belajar dari kegagalan: Setiap pengalaman, baik itu sukses maupun gagal, adalah kesempatan untuk belajar dan tumbuh.
  3. Bangun Mental yang Kuat:
    • Praktikkan mindfulness: Latih pikiran untuk fokus pada saat ini dan mengurangi kecemasan.
    • Jaga kesehatan fisik: Olahraga, makan makanan bergizi, dan istirahat yang cukup akan meningkatkan energi dan produktivitas.
    • Cari dukungan: Berbagi perasaan dengan teman, keluarga, atau mentor dapat memberikan kekuatan dan perspektif baru.
  4. Optimalkan Profil LinkedIn:
    • Buat profil yang menarik: Gunakan kata kunci yang relevan dengan industri yang Anda tuju.
    • Tulis summary yang kuat: Ceritakan tentang pengalaman, keterampilan, dan tujuan karier Anda.
    • Hubungkan dengan profesional di bidang Anda: Berinteraksi dengan mereka melalui pesan atau komentar.
  5. Aksi Nyata yang Bisa Dilakukan
    • Buat proyek pribadi: Tunjukkan kemampuan Anda melalui proyek yang Anda kerjakan sendiri.
    • Berpartisipasi dalam komunitas online: Bergabung dengan grup LinkedIn atau forum diskusi untuk berbagi pengetahuan dan mencari peluang.
    • Cari mentor: Mintalah nasihat dari orang yang berpengalaman di bidang yang Anda minati.
    • Manfaatkan lowongan magang: Magang adalah cara yang bagus untuk mendapatkan pengalaman kerja dan memperluas jaringan.

Tentu, mari kita buat artikel yang menginspirasi untuk mengatasi tren #desperate di LinkedIn dengan solusi yang lebih konstruktif:

Hentikan mengeluh #Growthmindset#Never giveup. Terus bergerak sekecil apapun langkah kita menuju perubahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun