Mohon tunggu...
Yuyun Srimulyati
Yuyun Srimulyati Mohon Tunggu... Guru - Guru, Pelatih Daerah/trainer PPKB Kemenag RI bidang profesional 2 (Publikasi Ilmiyah), pegiat literasi, public relation

Hobi yang baru saja menggeliat dan menantangku yaitu MENULIS karena terinspirasi para kompasianer, kumainkan jemari di pojok kompasiana, terjebak di ruang kolaborasi komunitas KAUSAKu4NKRI, berawal dari kepenasaran maka akhirnya Practice Makes Perfect basmalah ikuti langkah Kuntowijoyo menulis, menulis dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Langkah Tak Terhenti

9 Oktober 2024   04:51 Diperbarui: 9 Oktober 2024   08:08 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kusambut pagi dengan syukur

Kebahagiaan yang tak terukur

kenikmatan anugerah umur

Keyakinan di hati tak pernah terkubur

Anugerah hidup, setitik embun pagi

 Menyegarkan jiwa, menguatkan hati 

Dalam setiap cobaan, tersimpan hikmah pasti

 Menjadikan kita lebih tangguh, lebih berarti

Di setiap langkah, cerita terukir 

Jejak kaki menari di atas waktu

 Takkan berhenti, meski lelah menyergap

 Harapan tetap menyala, bak bintang di malam redup

 Di antara riuh rendah dunia fana

 Kulakukan perjalanan tanpa henti

 Langkahku teguh, hatiku takkan gentar

 Menyibak kabut, meraih mimpi

Dunia bagai lautan luas

 Gelombang pasang surut silih berganti

 Namun badai takkan ku biarkan menguasai

 Ku tetap tegar, berdiri seteguh hati

 

Setiap langkah, sebuah pelajaran

 Setiap jatuh, sebuah kekuatan

 Kebaikan kusebar, bagai embun pagi

 Menyejukkan jiwa, menghapus kepedihan

 

Jangan pernah berhenti, sahabatku

 Meski lelah merayap di tubuh

 Tetaplah melangkah, menggapai cita-cita

 Karena hidup ini terlalu indah untuk dilewatkan

 

Di antara riuh langkah kaki dunia

 Ku melangkah teguh, hati penuh cita

Menebar kebaikan, bak mentari bersinar

 Walau terkadang dibalas dengan cela

Langkahku takkan berhenti

 Meski duri menusuk kaki

 Kasih sayang ku sebar

 Demi cinta Ilahi

Manusia seringkali buta

Tak melihat keindahan hati

Mereka mengutuk sinar mentari

Karena terlalu membara kasih

Namun aku tak akan berhenti

 Kebaikan kan selalu bersemi

 Setitik cahaya, meski kecil

 Mampu menerangi sekeliling

Maka ku teruskan langkah

 Menyibak gelap gulita

 Dengan tulus ikhlas

 Menebar kebaikan di dunia

Sumedang, 9 Oktober 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun