Mohon tunggu...
Yuyun Srimulyati
Yuyun Srimulyati Mohon Tunggu... Guru - Guru, Pelatih Daerah/trainer PPKB Kemenag RI bidang profesional 2 (Publikasi Ilmiyah), pegiat literasi, public relation

Hobi yang baru saja menggeliat dan menantangku yaitu MENULIS karena terinspirasi para kompasianer, kumainkan jemari di pojok kompasiana, terjebak di ruang kolaborasi komunitas KAUSAKu4NKRI, berawal dari kepenasaran maka akhirnya Practice Makes Perfect basmalah ikuti langkah Kuntowijoyo menulis, menulis dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Inovasi Pendidikan: Mewujudkan Sekolah Ramah Anak

6 Oktober 2024   18:45 Diperbarui: 6 Oktober 2024   19:06 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendahuluan

Sekolah Ramah Anak (SRA) merupakan sebuah konsep yang semakin digalakkan oleh pemerintah, khususnya Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Nomor 8 Tahun 2014.  Konsep ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan mendukung tumbuh kembang anak secara holistik. SRA bukan hanya sekadar tempat untuk mentransfer ilmu pengetahuan, tetapi juga menjadi ruang bagi anak untuk berkreasi, berekspresi, serta mengembangkan potensi dirinya.

Pengertian Sekolah Ramah Anak

Sekolah Ramah Anak adalah suatu satuan pendidikan yang mampu menjamin pemenuhan hak anak dan perlindungan anak dari kekerasan, diskriminasi, dan perlakuan salah lainnya, selama anak berada di satuan pendidikan, serta mendukung partisipasi anak terutama dalam perencanaan, kebijakan, pembelajaran dan pengawasan.  

Tujuan Sekolah Ramah Anak

  • Menjamin pemenuhan hak anak: Setiap anak berhak mendapatkan pendidikan yang berkualitas, lingkungan belajar yang aman, dan perlindungan dari segala bentuk kekerasan.
  • Mencegah kekerasan terhadap anak: SRA berkomitmen untuk menciptakan lingkungan yang bebas dari segala bentuk kekerasan, baik fisik, verbal, maupun psikologis. 
  • Mendorong partisipasi anak: Anak diberikan kesempatan untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran dan pengambilan keputusan di sekolah. 
  • Meningkatkan kualitas pembelajaran: SRA fokus pada pembelajaran yang menyenangkan, efektif, dan relevan dengan kebutuhan anak.
  • Membentuk karakter anak: SRA berperan dalam membentuk karakter anak yang berakhlak mulia, mandiri, dan bertanggung jawab.

Indikator Sekolah Ramah Anak

Untuk menjadi SRA, sebuah sekolah harus memenuhi beberapa indikator, antara lain:

  • Kebijakan: Sekolah memiliki kebijakan yang jelas terkait perlindungan anak dan partisipasi anak.
  • Lingkungan fisik: Sekolah memiliki lingkungan fisik yang aman, bersih, sehat, dan mendukung proses pembelajaran.
  • Tenaga pendidik: Tenaga pendidik memiliki kompetensi dan peduli terhadap kesejahteraan anak.
  • Kurikulum: Kurikulum yang diterapkan sesuai dengan tahap perkembangan anak dan mendukung pembelajaran yang aktif.
  • Pembelajaran: Proses pembelajaran yang menyenangkan, berpusat pada anak, dan melibatkan berbagai metode.
  • Pengelolaan: Pengelolaan sekolah yang transparan, akuntabel, dan partisipatif.
  • Kemitraan: Sekolah menjalin kemitraan dengan berbagai pihak untuk mendukung program SRA.

Peran Kemendikbudristek

Kemendikbudristek memiliki peran yang sangat penting dalam mewujudkan SRA. Beberapa upaya yang telah dilakukan antara lain:

  • Penyusunan regulasi: Kemendikbudristek mengeluarkan berbagai peraturan dan pedoman terkait SRA.
  • Pemberian bantuan teknis: Kemendikbudristek memberikan bantuan teknis kepada sekolah dalam mewujudkan SRA.
  • Sosialisasi: Kemendikbudristek melakukan sosialisasi tentang SRA kepada seluruh pemangku kepentingan.

Kesimpulan

Sekolah Ramah Anak merupakan upaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang optimal bagi anak. Dengan memenuhi berbagai indikator yang telah ditetapkan, diharapkan SRA dapat menjadi model pendidikan yang berkualitas dan berkelanjutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun