berfikir sebelum mengubah paradigma berfikir peserta didiknya yang berdiferensiasi juga dalam perannya sebagai motivator dan fasilitator maka berbagai jalan menuju kreativitas harus ditempuh.Â
Guru sebagai agen perubahan (change agen) harus mampu mengembang kreativitasBerpikir adalah proses kognitif yang kompleks yang melibatkan kita dalam memecahkan masalah, membuat keputusan, dan menciptakan ide-ide baru. Dalam konteks ini, dua jenis pemikiran yang sering dibahas adalah berpikir konvergen dan berpikir divergen. Masing-masing memiliki peran penting dalam proses berpikir kita dan saling melengkapi satu sama lain.
Apakah berfikir konvergen itu?
Berpikir konvergen, sering juga disebut sebagai berpikir analitis, adalah proses mencari satu jawaban yang paling tepat atau paling logis untuk suatu masalah. Pemikiran ini bersifat linear, fokus, dan terstruktur.Â
Bagaimana ciri-ciri berfikir konvergen?
Ciri-ciri berpikir konvergen antara lain:
- Analisis: Memecah masalah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil untuk dianalisis secara mendalam.
- Evaluasi: Membandingkan berbagai pilihan dan memilih yang paling relevan dan efektif.
- Logika: Menggunakan penalaran yang logis dan sistematis.
- Fokus: Mengarahkan perhatian pada satu tujuan atau solusi
Apakah berfikir divergen itu?
Berpikir divergen, atau berpikir kreatif, adalah proses menghasilkan banyak ide atau solusi yang berbeda untuk suatu masalah. Pemikiran ini bersifat terbuka, fleksibel, dan imajinatif.Â
Bagaimana ciri-ciri berfikir divergen?
Ciri-ciri berpikir divergen antara lain:
- Orisinalitas: Menciptakan ide-ide baru dan unik.
- Fleksibilitas: Berpikir di luar kotak dan tidak terpaku pada satu perspektif.
- Fluency: Menghasilkan banyak ide dalam waktu singkat.
- Elaborasi: Mengembangkan ide-ide yang sudah ada.
      Contoh: Ketika kita brainstorming untuk mencari ide bisnis baru, kita menggunakan pemikiran divergen untuk menghasilkan   sebanyak mungkin ide yang berbeda.
Baik berpikir konvergen maupun divergen sama-sama penting dalam kehidupan sehari-hari. Keduanya saling melengkapi dan bekerja sama untuk menghasilkan solusi yang inovatif dan efektif.
- Berpikir konvergen membantu kita untuk mengevaluasi ide-ide yang telah dihasilkan dan memilih yang terbaik.
- Berpikir divergen membantu kita untuk menghasilkan banyak ide baru dan menemukan solusi yang tidak terduga.
Contoh dalam kehidupan nyata:
- Memecahkan masalah teknis: Kita perlu berpikir divergen untuk menghasilkan berbagai kemungkinan solusi, lalu berpikir konvergen untuk memilih solusi yang paling efektif.
- Menciptakan produk baru: Kita perlu berpikir divergen untuk menghasilkan ide-ide produk baru, lalu berpikir konvergen untuk mengembangkan produk tersebut menjadi produk yang layak dipasarkan.
Bagaimana Cara Meningkatkan Kemampuan Berpikir Konvergen dan Divergen?
- Latih otak: Lakukan aktivitas yang merangsang otak, seperti teka-teki, puzzle, atau belajar bahasa baru.
- Baca banyak: Membaca dapat memperluas wawasan dan memberikan inspirasi untuk berpikir kreatif.
- Berinteraksi dengan orang lain: Berdiskusi dengan orang lain dapat membantu kita melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda.
- Jangan takut salah: Kegagalan adalah bagian dari proses belajar. Jangan takut untuk mencoba hal-hal baru dan membuat kesalahan.
- Bermain: Bermain dapat membantu kita untuk lebih rileks dan kreatif.
Kesimpulan
Berpikir konvergen dan divergen adalah dua sisi mata uang kreativitas. Dengan menguasai kedua jenis pemikiran ini, kita dapat menjadi pemecah masalah yang lebih baik, lebih inovatif, dan lebih sukses dalam mencapai tujuan kita.
Selamat dan sukses untuk selalu menata alur pemikiran agar bisa menghadapi dan memecahkan permasalahan!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H