Masih edisi menunggu pasien. Di balik rinai hujan ternyata masih ada pelangi. Di sela-sela penantian pasien bisa mendapatkan ilmu juga lewat promosi kesehatan dari team medis. Edisi pertama membahas tentang hipertensi.
 Apa itu Hipertensi?
Hipertensi, atau yang lebih dikenal dengan tekanan darah tinggi, adalah kondisi medis di mana tekanan darah pada arteri meningkat secara konsisten di atas batas normal. Tekanan darah adalah gaya yang darah berikan pada dinding arteri saat jantung memompa darah ke seluruh tubuh. Jika tekanan darah terlalu tinggi, jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah, yang dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah, jantung, dan organ-organ vital lainnya.Â
Penyebab Hipertensi
Penyebab hipertensi dapat bervariasi, namun sebagian besar kasus dikategorikan sebagai hipertensi primer atau esensial, di mana penyebab pastinya tidak diketahui.Â
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko hipertensi antara lain:
- Usia: Risiko meningkat seiring bertambahnya usia.
- Genetik: Riwayat keluarga dengan hipertensi dapat meningkatkan risiko.
- Obesitas: Berat badan berlebih dapat membebani jantung.
- Kurang aktivitas fisik: Gaya hidup sedentar meningkatkan risiko.
- Asupan garam yang tinggi: Garam dapat meningkatkan tekanan darah.
- Konsumsi alkohol: Konsumsi alkohol berlebihan dapat merusak jantung.
- Stres: Stres kronis dapat meningkatkan tekanan darah.
- Merokok: Rokok dapat merusak pembuluh darah.
- Beberapa kondisi medis: Penyakit ginjal, diabetes, dan gangguan tiroid dapat meningkatkan risiko.
Gejala Hipertensi
Sayangnya, hipertensi seringkali disebut sebagai "penyakit pendiam" karena seringkali tidak menimbulkan gejala yang jelas pada tahap awal. Namun, beberapa gejala yang mungkin muncul antara lain:
- Sakit kepala
- Pusing
- Mimisan
- Gangguan penglihatan
- Nyeri dada
- Sesak napas
- Kelelahan
- Komplikasi Hipertensi
Jika tidak ditangani dengan baik, hipertensi dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius, seperti:
- Penyakit jantung: Serangan jantung, gagal jantung
- Stroke: Pembuluh darah di otak pecah atau tersumbat
- Penyakit ginjal kronis: Kerusakan ginjal permanen
- Aneurisma: Pelebaran pembuluh darah yang dapat pecah
- Pekerasan arteri: Menyempitnya pembuluh darah
- Kebutaan
- Kelumpuhan
- Pencegahan dan Pengobatan
Meskipun tidak semua kasus hipertensi dapat dicegah, Anda dapat mengurangi risiko dengan melakukan beberapa hal berikut:
- Mengatur berat badan: Jaga berat badan ideal dengan diet sehat dan olahraga teratur.
- Olahraga secara teratur: Lakukan aktivitas fisik setidaknya 30 menit setiap hari.
- Makan makanan sehat: Batasi asupan garam, lemak jenuh, dan kolesterol. Perbanyak konsumsi buah, sayuran, dan biji-bijian.
- Kelola stres: Lakukan teknik relaksasi seperti meditasi atau yoga.
- Berhenti merokok: Merokok sangat merusak pembuluh darah.
- Pantau tekanan darah secara teratur: Periksa tekanan darah secara rutin, terutama jika Anda memiliki faktor risiko.
- Pengobatan hipertensi biasanya melibatkan kombinasi antara perubahan gaya hidup dan obat-obatan. Jenis obat yang diberikan akan disesuaikan dengan kondisi masing-masing individu.
Cara Pengaturan Menu Makanan Bagi Penderita Hipertensi:
1. Diet rendah garam yang terdiri dari : diet ringan (konsumsi garam 3,75-7 gram per hari), diet menengah (1,25-3,75 gram/hari),Â
 diet berat (kurang dari 1,25 gram/hari).
2. Diet rendah kolesterol dan lemak terbatas
3. Diet tinggi serat
4. Diet rendah energi bagi yang gemuk
Mari kita biasakan makan dengan pola gizi seimbang. Mencegah lebih baik daripada mengobati. Salam sehat selalu. Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H