Senja tenggelam bersama sekelumit keluh
Rinai hujan luruhkan peluh
Telusuri lorong tuk sekedar berteduh
Suasana riuh hentikan langkah dan bersimpuh
Asa yang sesekali lumpuh
Duduk termenung beralas kain lusuh
Partikel debu yang baru saja terbasuh
Noktah tebal luruh melepuh
Malam semakin larut
Lorong waktu semakin kalut
Berselimut rukuh yang membalut
Di bawah naungan langit angan tersambut
Deru geledek menggelegar
Tetes hujan menembus pagar
Basahi sejadah yang terhampar
Hanya sabar yang menjadi penawar
Biarpun beban hidup menghimpit
Naluri insani menjerit menembus langit
Lepaskan angan di ruang hampa bersatelit
Bebaskan jerat misteri yang melilit
Kuikuti gerak penamu menari
Meliuk-liuk bagai tangan penari
Merangkai diksi tentang hari-hari
Ikuti takdir tanpa bisa berlari
Wahai angin malam
Terbangkanlah asa yang terbungkam
Cahaya lampu yang temaram
Temani mimpi antara dua alam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H