Kenangan indah masa kecilku bersamamu
Selalu terukir dalam bingkai cinta yang biru
Kau ajari aku mengenal Rabb-kuÂ
Menjelang senja berbalut sendu
Sejuknya percikan air wudhuÂ
Lelahnya raga, rayuan Adzan yang sangat kutunggu
Tuk bersantap bersama dalam sajian yang teramu
Ayah, kita telusuri jalan desa
Agar aku bisa menikmati lembayung senja
Dengan hamparan persemaian yang tertata
Nyiur melambai-lambai ditiup angin sepoi-sepoi basa
Pematang sawah yang bertahta bagai stupa
Sejauh mata memandang nun jauh di sana
Tadabbur alam mengagumi ciptaan-Nya
Alunan tadarrus bacaan al-Qur'an
Menghiasi ruang berlantai papan
Berdinding bambu yang teranyam pakan
Itulah tempat kita menghimpun banyak teman
Menuntut ilmu dalam satu ikatan
Ukhuwah Islamiyah berbalut persahabatan
Kan terukir indah selama hayat dikandung badan
Kau selalu ungkapkan kebanggaan
Saat aku selalu berada di garda terdepan
Kulihat genangan air matamu tertahan
Namun raut wajahmu penuh kebahagiaan
Kau selalu mendukungku tanpa beban
Kau amanahkan ilmu dalam sirat pesanÂ
Kini gubuk itu telah berubahÂ
Menjadi konstruksi bangunan yang megah
Namun aku masih terlarut dalam ghirah
Lorong waktu yang naik dan merendah
Kutelusuri tanpa lelah
Semoga bakti ini selalu terbalut lillah
Kupegang teguh amanah, insya Allah
Kini ragamu kuyu termakan usia
Namun semangatmu tetap menyala
Cita-citamu menembus cakrawala
Harapkan generasi penerusmu hidup berjaya
Berbalut takwa dan berakhlak mulia
Berpegang teguh tegakkan dienul 'ulya
Menebar ilmu sebagai amal jariya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H