Minggu 21 juni 2020, Perjalanan ini bagi saya, adalah yang pertama kali, semenjak mulai mendengar legenda tentang sebuah kota yaitu zeda zamba "Bukit rodja"yang hlang.Â
Perjalanan menyusuri lembah-lembah curam memakan waktu 2 jam, bercampur aduk dengan peluh dan keringat serta sejuta pertanyaan di benak yang ingin menyaksikan ada apa dibalik rahasia kota yang hilang itu ?Kota ini memang berada dipuncak pegunungan PUI, dengan elevasi 428 meter diatas Permukaan Air Laut dengan kemiringan lereng 45 , cukup membuat lutut dan kaki saya bergetar hebat karena ngilu.Â
Sembari berjalan, terus kutatap sekeliling pemandangan agar kepala tidak terasa pusing hingga tiba-tiba kurasa bahwa kami sedang diamati oleh segerombolan penghuni hutan.Ternyata, segerombolan kera hutan yang cukup ganas dari kejauhan.Â
Dilihat dari ukurannya,memang seperti badan seorang manusia dewasa. Cukup mengerikan. Untung kami tidak diserang, karena posisi kami yang cukup jauh antara 2 bukit yang dipisahkan oleh lembah curam.
Bukit Roja adalah salah satu tempat wisata yang wajib dikunjungi kalau lagi berkunjung ke Kota Ende. Jalan yang berliku-liku dan terjal menuju lokasi akan terbayarkan dengan keindahan pemandangan Kota Ende dari atas puncak bukit. Melihat sunrise dari atas puncak bukit ini benar-benar indah dan instagramable banget.
Bukit Roja merupakan bukit perbatasan antara Gunung Meja dan Gunung Iya. Bukit ini berada di Desa Arubara dan Desa Tanjung, dengan mencapai ketinggian puncak tertinggi +250 mdpl.Â
Konon, Bukit Roja ini memiliki sebuah desa kecil yang biasa disebut Nua Roja. "Nua" yang artinya Kampung dan "Roja" yang artinya Batas. Nua Roja memiliki kehidupan yang amat damai. Namun, pada ketika terjadi peperangan Indonesia dengan kolonel Belanda, mereka diserang oleh pasukan tentara Belanda sehingga mereka pun pergi ke arah utara ke tempat yang sangat jauh meninggalkan tempat ini.
Menurut pengalaman masyarakat disini, seringkali tanaman mereka seperti ubi kayu, kelapa dan kedelai sering dimakan oleh gerombolan kera hutan itu. Bahkan kera-kera itu tidak takut dengan senapan angin sekalipun!!. Â ..wahbisa buyar nih.aku lari kemana yaa?gundahku. Perasaan yang sama dialami juga olehTemanku. Sambil berjalan saya pun berdoa semoga tidak terjadi apa-apa yang menghambat perjalanan kami.
Awalnya, ketika hendak berkunjung di zeda zamba "bukt rodja" sangatlah sulit,karena medanya yang cukup terjal, terpaksa kami harus merayap disisi bukit agar tidak terperosok ke lembah jurang. Memang posisi jalan setapak perjalanan kami menuju ke Zeda Zamba tepat berada sepanjang puncak bukit.Namun,karena melihat daya tarik para wisatawan yang hendak berkunjung ke tempat ini sangatlah tinggi maka perlulah berhati-hati karena jalanya terpelosok.
Keindahan pemandangan Zeda Zamba"Bukit Rodja sangatlah luar biasa.Pemandangan Yang begitu segar dan sejuk.Walapun Letaknya Lumayan jauh dan strategis, hal itu tidak menurukan minat para wisatwan untuk berkunjung ketempat ini. Bahkan,ketika berkunjung ketempat ini ada yang Membawah pasangan, Ada yang membawah keluarga,dan ada yang Berkelompok dan yang lain sebagainya.
Untuk menuju ke zeda zamba"bukit rodja"dari tepi jalan yang terpelosok kami harus mendaki kurang lebih 2 jam,tentunya sangatlah melelahkan.Namun,ketika sampai di tempat ini semua cape dan sangatlah melelahkan seolah -olah hilang di bawah pergi bersama angin yang berhembus dari pepohonan.
Saya bersama teman-teman tiba di tempat ini pada pukul 12.00 WITA siang.Kami melewati pepohonan yang ada disitu.Ketika berada di tengah-tengah bukit rodja pemandangan yang sangat bagus dan begitu ramai yang di kunjungin para wisatawan.
Kami mulai mengambil Beberapa foto yang di latar belakang oleh bukit rodja pemandangan yang sangat indah. ketika di atas puncak,kita di suguhkan oleh pemandangan yang sangat bagus,sebagaian besar kota ende terlihat sangat jelas,kita dapat melihat dengan jelas gunung ia,meja dan wonge,air laut yang begitu indah dan rumah warga.Â
Cukup lama kami berada di tempat ini dan kami memtuskan untuk pulang karena hari semakin sore.Ketika hendak pulang,tenyata ada berapa turis yang ingin mnegambil foto disitu juga.
Ketika kami pulang,kami melewati jalan yang berliku-liku dengan posisi menurun,Ha ini sangatlah melelahkan bagi kami.Namun,karena mmiliki rasa puas tersdiri,kami pun secara perlahan-lahan melewati jalan yang terpelosok dengan behati-hati agar tidak jatuh ke tebing.sesampainya di tempat yang teduh kami beristirahat sejenak.Meskinpun melelahkan kami sangat puas dengan pemandangan bukit yang indah.Terima kasih yaallah untuk alam ciptaanmu sangat indah.
(Sri Ayu,Mahasiswa Program Studi pendidikan bahasa dan sastra indonesia)
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H