Setelah subuh, anak mengaji dan menghafal Al Qur'an. Pagi sampai siang, anak belajar di kelas. Kemudian ada pula kajian hadits dan kajian ilmu agama lainnya, biasanya dilakukan pada sore hari atau malam ba'da isya.Â
Banyaknya muatan ilmu agama yang dipelajari anak di pesantren, akan menjadi bekal untuknya selepas lulus sekolah. Di mana, saat itu ia harus hidup bermasyarakat, dan berada di lingkungan yang lebih luas.
4. Tidak ketergantungan terhadap gadget
Penggunaan telepon seluler di pesantren sangat dibatasi. Bahkan banyak pesantren yang tidak mengizinkan santrinya untuk memiliki ponsel. Untuk berkomunikasi dengan orang tua, santri bisa menggunakan ponsel wali kamarnya atau murobbi (penanggung jawab asrama).
Hal ini sangat membantu para orang tua. Di era yang serba canggih dan kemajuan teknologi semakin pesat, pesantren bisa menjadi solusi untuk menjaga anak agar tidak kecanduan bermain gadget.
5. Menjadi pribadi yang disiplin
Kebiasaan baik di pesantren akan menjadi karakter baik bagi anak. Kedisiplinan yang diajarkan di pesantren, dan dilakukan secara kontinyu setiap waktu, akan terpatri dalam diri anak, dan ini akan berlanjut di mana pun anak berada.
Begitu banyak manfaat menyekolahkan anak di pesantren. Namun, orang tua juga harus ingat, bahwa peran pendidikan anak yang pertama dan utama, tetap dipegang oleh orang tua. Artinya, setelah anak berada di pesantren, bukan berarti orang tua berlepas tangan. Adanya komunikasi dan koordinasi antara orang tua dan pihak pesantren, akan membuat anak lebih terkontrol dengan baik
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H