Dan dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash r.a, dia berkata, “Barangsiapa yang berdiam di negeri-negeri orang asing, lalu membuat tahun baru dan festival seperti mereka serta menyerupai mereka hingga dia mati dalam kondisi demikian, maka kelak dia akan dikumpulkan pada hari kiamat bersama mereka.” [Lihat ‘Aun Al-Ma’bud Syarh Sunan Abi Daud, Syarah hadits no. 3512]
Nabi kita, Rasulullah Muhammad SAW, telah memuliakan dua hari yang patut dirayakan. Dua hari itu tak lain adalah Idul Fitri dan Idul Adha. “Sesungguhnya Allah telah menggantikan bagi kalian untuk keduanya dua hari yang lebih baik dari keduanya: Idul Adha dan Idul Fitri.” [Dikeluarkan oleh Imam Ahmad di dalam Musnadnya, No. 11595, 13058, 13210]
Seorang ulama bagi penganut Salafi, Syeikh Muhammad bin Shaleh Al-Utsaimin bahkan tak kalah kerasnya. Menurut beliau, hari raya atau perayaan yang dikenal oleh Islam hanyalah; Idul Fitri, Idul Adha, dan Idul Usbu’ (hari Jum’at). Dalam Islam tidak ada hari raya lain selain tiga hari raya tersebut, maka setiap hari raya yang diadakan di luar tiga hari raya itu ditolak alias bid’ah dan batil.*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H