Oleh sebab itu, pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak. Maka pendidikan sistem among bertujuan untuk menuntun/membantu anak menebalkan garis samar-samar agar dapat memperbaiki lakunya untuk menjadi manusia seutuhnya.
Dalam konteks pembelajaran saat ini, pendidik harus lebih mengenal teknologi agar menyesuaikan dengan kondisi dan proses pembelajaran hendaknya menyesuaikan berbagai diferensiasi yang ada, baik potensi peserta didik, gaya belajar, gaya berpikir, minat, bakat, dan sebagainya. Seharusnya pendidik mampu menyesuaikan penggunaan pendekatan, strategi, metode, teknik pembelajaran media yang mampu melayani berbagai gaya belajar baik audio, visual, dan kinestetik, serta menyesuaikan dengan kearifan budaya lokal apa yang dibutuhkan masyarakat. Sehingga akan terbentuk manusia indonesia yang merdeka, mandiri, inisiatif, berpikir kreatif, berinovasi, berkarya, serta berbudi pekerti luhur.
Dengan demikian, Ki Hadjar Dewantara dalam mengembangkan sistem among berkaitan erat dengan kodrat anak sebagai sumber dari pendidikan itu sendiri. Anak-anak memiliki kemampuan, potensi berpikir, potensi emosi, dan potensi fisik yang berbeda-beda sesuai dengan kodratnya, maka perlu diberikan Pendidikan yang sesuai dengan kodrat mereka.
Referensi:
- Hamsa. (2021, April 17). Kompasiana. Retrieved from Pendekatan Kodratanak:Pendidian yang memanusiakan manusia: https://www.kompasiana.com/hamsa.ancha/607a64d28ede4857f54be283/pendekatankodrat-anak-pendidikan-yang-memanusiakan-manusia
- Pidato Penerimaan Gelar Doktor Honoris Causa (HC) dari UGM tahun 1956 dalam 60 tahun Taman Siswa
- Rahardjo, S. (2017). Ki Hadjar Dewantara: Biografi Singkat 11889-1959. Yogyakarta: Ar-Ruzzmedia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H