Mohon tunggu...
Yuyun Muntamah
Yuyun Muntamah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Administrasi Publik, Universitas Airlangga

saya termasuk orang yang extrovert dan mudah bergaul dengan orang-orang baru dilingkungan baru. Hobi saya berolahraga, terutama volly, badminton dan running.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Dampak Buruk Junk Food dan Pentingnya Makanan Sehat

18 Mei 2023   13:35 Diperbarui: 18 Mei 2023   13:38 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Makanan cepat saji atau yang lebih dikenal sebagai junk food telah menjadi bagian tak terpisahkan dari gaya hidup modern. Di era di mana kesibukan dan kenyamanan menjadi prioritas utama, makanan cepat saji menawarkan kepraktisan dan kelezatan yang menggoda. Namun, dibalik kelezatan yang ditawarkan, junk food memiliki dampak buruk yang serius bagi kesehatan kita. Dan kali ini, kita akan menjelajahi dampak negatif junk food dan menggali pentingnya makanan sehat dalam menjaga kesehatan tubuh.

Junk food, secara umum, merujuk pada makanan yang tinggi kalori namun rendah nutrisi, seperti makanan olahan, makanan ringan, minuman bersoda, makanan cepat saji, dan makanan dengan tambahan gula dan lemak jenuh. Konsumsi berlebihan junk food telah dikaitkan dengan sejumlah masalah kesehatan yang serius.

Pertama-tama, junk food kaya akan lemak jenuh dan kolesterol, yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Mengonsumsi makanan berlemak tinggi secara teratur dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam darah, yang pada gilirannya dapat menyebabkan penyumbatan arteri dan penyakit jantung. Selain itu, junk food sering kali tinggi gula dan karbohidrat sederhana. Konsumsi gula berlebih dapat menyebabkan lonjakan gula darah yang cepat, diikuti oleh penurunan tajam. Ini dapat menyebabkan gangguan metabolisme, obesitas, dan diabetes tipe 2. Makanan tinggi karbohidrat sederhana juga cenderung memiliki indeks glikemik tinggi, yang dapat mempengaruhi kadar energi dan mood kita.

Junk food juga sering kali rendah serat, vitamin, dan mineral penting. Kurangnya serat dalam diet dapat menyebabkan masalah pencernaan seperti sembelit. Selain itu, kekurangan vitamin dan mineral dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh, kesehatan tulang, dan fungsi otak.

Ketergantungan pada junk food juga dapat menyebabkan kelebihan berat badan dan obesitas. Makanan cepat saji cenderung tinggi kalori, dan sering kali kita cenderung makan lebih banyak ketika mengonsumsi makanan tersebut. Selain itu, junk food juga sering kali mengandung bahan tambahan seperti pengawet, pemanis buatan, dan perasa buatan yang dapat berkontribusi pada penambahan berat badan.

Dalam menghadapi masalah yang ditimbulkan oleh junk food, penting bagi kita untuk mengadopsi pola makan sehat. Makanan sehat harus mengandung nutrisi yang dibutuhkan tubuh, termasuk protein, karbohidrat kompleks, serat, vitamin, dan mineral. Pola makan sehat yang kaya akan sayuran, buah-buahan, biji-bijian, ikan, dan daging tanpa lemak dapat membantu memenuhi kebutuhan nutrisi harian kita.

Menggantikan junk food dengan makanan sehat dapat memiliki manfaat jangka panjang bagi kesehatan kita. Mengonsumsi makanan sehat dapat membantu menjaga berat badan yang sehat, mengurangi risiko penyakit jantung, menjaga kadar gula darah yang stabil, meningkatkan pencernaan, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, dan meningkatkan konsentrasi dan energi.

Kesimpulannya, meskipun makanan cepat saji dan junk food menawarkan kenyamanan dan kelezatan yang menggoda, kita harus menghindari konsumsi berlebihan dan menggantinya dengan makanan sehat. Mengadopsi pola makan sehat yang kaya akan nutrisi penting adalah langkah penting dalam menjaga kesehatan tubuh dan mencegah berbagai masalah kesehatan yang terkait dengan junk food. Ingatlah bahwa kesehatan adalah aset berharga yang harus dijaga dengan baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun