6.Memelihara kepribadian siswa (nurturing the individual). Peserta didik dapat mempertahankan pribadinya dengan menyadari, memberi perhatian penuh, memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap diri sendiri, dan menginspirasi diri sendiri. Tanpa adanya bantuan orang dewasa, siswa akan gagal.
7.Mencapai tolak ukur yang tinggi (reaching high standard). Siswa megembangkan tujuan, menginspirasi siswa lain untuk mencapainya, dan menyadari serta menjunjung standar yang tinggi. Guru mencontohkan cara meraih keunggulan kepada siswanya.
8.Memanfaatkan evaluasi yang nyata (using authentic assessment). Melalui penerapan pengetahuan akademis mereka di dalam lingkungannya, siswa mencapai tujuan penting. Misalnya, siswa dapat menceritakan apa saja yang sudah dipelajari di dunia nyata.
Menurut Masnur Muslich (2008) pembelajaran kontekstual mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1)Memperoleh pengetahuan yang memungkinkan siswa untuk menggunakan bakatnya dalam dunia nyata atau kehidupannya sehari-hari.
2)Pendidikan dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyelesaikan berbagai tugas yang berguna di kehidupan sehari-hari.
3)Tujuan pembelajaran adalah memberikan siswa pengalaman yang bermakna.
4)Evaluasi siswa antar satu sama lain, tugas kelompok, dan latihan diskusi digunakan untuk melaksanakan pembelajaran.
5)Bisa menumbuhkan rasa persatuan, bekerja sama, dan saling pengertian dengan antar siswa.
6)Fokus pada interaksi siswa dan pembelajaran aktif, kreatif, dan produktif.
7)Siswa terlibat dalam lingkungan belajar yang menyenangkan dalam kegiatan pembelajaran.