Mohon tunggu...
Yutta Sihing Gusti
Yutta Sihing Gusti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Strata I Ilmu Komunikasi UPN Veteran Yogyakarta konsentrasi Media dan Jurnalistik

Lewat laman ini, akan saya tuliskan isi dan gagasan pikiran yang menjadi keresahan tersendiri. Ada baiknya pikiran tertuang dalam media dan terbaca oleh orang lain. Jangan sampai pikiran hanya menjadi sebatas pikiran.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Filosofi Teras: Sadar Bahwa Saya Tidaklah Begitu Spesial

22 April 2024   12:19 Diperbarui: 24 April 2024   17:28 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Konsep ini selayaknya tantara yang selalu dilatih untuk siap akan perang walau mungkin perang tidak akan terjadi. Mereka akan berlatih keras dan sigap seakan perang sedang terjadi. Tatkala perang itu memang terjadi, mereka sudah siap dan tidak khawatir akan resiko yang menimpanya. Inilah yang diharapkan dari konsep premeditatio malorum. 

Bagi saya, konsep ini tidak sama dengan pesimistik, premeditatio malorum menekankan pada suatu kemungkinan terburuk dan antisipasi bila itu terjadi. Pun anda tidak bisa mengantisipasinya, anda siap akan resiko dari kemungkinan tersebut. 

Filosofi Teras : Sadar Bahwa Saya Tidaklah Begitu Spesial

Ketika saya pertama kali mendengar mengenai filsafat stoisisme, saya berfikir bahwa filsafat ini terkesan diplomatis dan tidak ada kepastian yang mutlak, bahkan sedikit terdengar utopis. Setiap saya membacanya, saya merasa seakan filsafat ini berada pada jalur tengah yang terkesan cari aman. Namun satu hal yang membuat saya merasa bahwa filsafat ini sangat membuat tentram adalah bahwa Saya Tidaklah Begitu Spesial. 

Apa yang terjadi pada hidup saya adalah hal yang dirasakan oleh banyak orang juga. Semua permasalahan, rasa sedih, kecewa adalah perasaan yang sama yang dialami semua orang yang lahir kedunia. Untuk apa saya merasa bahwa saya adalah orang yang tidak beruntung, semua orang punya ketidak beruntungannya masing masing. Saya hanyalah bagian kecil dari alam semesta yang begitu kompleksnya, untuk apa saya sibuk sibuk memikirkan bagaimana menyenangkan hati orang lain? Bukankah itu sesuatu yang naif. 

Semua yang terjadi di dunia ini tidaklah menjadi satu satunya dan yang pertama, semuanya sudah terjadi sebelum dan disemua tempat. Dan pada akhirnya semua juga akan terlupakan oleh saya bahkan oleh orang lain. 

*Tulisan ini merupakan review dan opini pribadi terkait buku Filososfi Teras karya Henry Manampiring

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun