Mohon tunggu...
Nuri YuthikaFfebriyanti
Nuri YuthikaFfebriyanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Uin Walisongo Semarang

Menyukai mengenai berbagai hal seperti music, travelling, movie.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Masyarakat Suku Baduy yang Tetap Menjaga Kelestarian Budaya Leluhurnya

13 September 2023   18:49 Diperbarui: 13 September 2023   19:16 1036
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Mayarakat Indonesia terkenal akan Masyarakat yang mejemuk dan heterogen. Dalam kajian Furnival Masyarakat majemuk merupakan masyarakat  yang terdiri atas dua ataupun lebih elemen tetanan sosial yang berdekatan, tanpa membaur dalam satu unit politik yang Tunggal. Juga memperkuat pernyataan dari Furnivalbahwa tantangan pluralisme budaya yang dimiliki Indonesia secara mencolok yang dianggap sebagai lokus klasik bagi bentuk Masyarakat yang majemuk. 

Clifford Geertz (1996) mengakui sulit untuk mengambarkan anatomi Indonesia secara persis. Geertz juga berpendapat bahwa Indonesia sebagai sejumlah "bangsa" dengan ukuran, makna dan karakter yang berbeda-beda melalui sebuah narasi yng berkarakter historis, ideologis, religious yang menjadi sebuah struktur ekonomis dan politis bersama.

Dalam masyarakat Indonesia yang mejemuk itu, ada dua istilah yang penting diketahui yaitu kemajemukan (pluralitas) dan keanekaragaman (heterogenitas). Pluralitas sendiri sebagai kontraposisi dari singularitas yang dapat mengidentifikasi suatu situasi ambiguitas. Yang bermakna "Masyarakat indonesia" banyak ditemui berbagai sekelompok Masyarakat yang tidak bisa disatukan kelompok tersebut dengan kelompok lainnya. 

Bahwa tidak kurang dari 500 suku bangsa di Indonesia menegaskan mengenai pernyataan tersebut. Sama halnya mengenai kebudayaan mereka. Sementara heterogenitas merupakan kontraposisi dari homogenitas yang mengidikasi kualitas dari keadaan yang menyimpan ketidaksamaan dalam bagian-bagian. Dalam subkelompok masyarakat tersebut dapat berbeda-beda satu dengan yang lain.

Dalam masyarakat Indonesia yang plural dan heterogeny, menyimpan kekuatan yang sangat besar berupa adanya keragaman adat istiadat, agma, kepercayaan, dan bahasa yang berbeda tiap masing-masing daerah yang dapat menjadi pengikat kelompok masyarakat tersebut untuk tetap bersatu menentang penjajahan. Sejalan dengan definisi suku bangsa yang dijelaskan Fathoni bahwa suku bangsa merupakan suatu golongan masyarakat yang keberadaanya terikat oleh suatu adat keyakinan atau suatu persamaan identitas. Persamaan identitas tersebut sering diterjemahkan sebagai kesadaran akan persamaan. Soekanto juga berpendapat bahwa suku bangsa merupakan kesatuan manusia yang terikat oleh kesadaran akan kesatuan system sosial budayanya. Kesadaran akan identitas tersebut mengarah pada persamaan adat istiadat, agama, bahasa, bahkan keturunan yang sama. Fakta dalam realitas inilah yang menjadi dasar pandangan masyarakat mengenai corak budaya suku bangsa sebagai perbedaan identittas.

Menurut suhardjo, setiap Masyarakat memiliki budayanya sendiri, adat dan tradisi lah yang membentuk pola piker dan emosi Masyarakat. Budaya dapat mengajarkan orang bagaimanan berbuat dan berusaha guna memenuhi kebutuhan dasar biologis mereka. Bahka budaya juga menentukan apa yang akan diterima seperti makanan, yang pada kondisi seperti apa, kapan, orang dapat atau tidak makanan, makanan apa yang akan menjadi pantangan dan lain sebagainya. Budaya juga berperan dalam memberi nilai sosial pada makanan, seperti seberapa makanan memiliki nilai sosial yang rendah selai itu nilai makanan lainnya memeiliki nilai sosial yang tinggi. Seperti contohnya pada beras dianggap memeiliki nilai sosial yang lebih tinggi dari pada sumber karbohidrat lainnya seperti jagung, singkong, jagung dan lain sebagainya. Mengenai pengetahuan, kepercayaan dan adat mengenai jenis pangan yang bisa diterima untuk dikomsumsi merupakan beberapa nilai budaya yang memiliki symbol pengajaran dari generasi terdahulu sampai sekarang. Tradisi yang terkait pada pangan merupakan hasil kebiasaan berdasarkan nilai system budaya dari masing-masing wilayah atau  tempat tersebut.

Pada saat ini dunia sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam berbagai bidang dan aspek kehidupan. Global Village dimaknai sebgai sebuah proses homogenisasi sebagai akibat dari keberhasilan system komunikasi secara menyeluruh. Saat ini orang melakukan komunikasi jarak jauh sangatlah mudah, tidak hanya antar kota melainkan antar negara yang wilayahnya sangat jauh satu sama lain. Bahkan sat ini alat komunikasi sangat berkembang pesat dan modern. Globalisasi sebagai suatu proses bukanlah suatu fenomena baru lagi karena proses globalisasi sebenarnya telah ada sejak berabad-abad lamanya. Berbagai negara mulai mengenai dan mengeikuti teknologi komunikasi, informasi, dan transportasi. Globalisasi adalah  suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang terus bergerak dalam Masyarakat global dan merupakan bagian dari proses globalisasi. Kehadiran teknologi informasi dan teknologi kimunikasi dapat mempercapat akseslerasi proses globalisasi ini. Globalisasi menyentuh sekuruh aspek kehidupan manusia, salah satu aspek penting dari pengaruh globalisasi adalah perubahan gaya hidup.

Era globalisasi dapat dikatakan sebagai penyebaran kebiasaan yang mendunia, hubungan dalam kehidupan sosial pada skala yang lebih besar termasuk pada negara Indonesia yang masih dalam kategori negara berkembang. Kekuatan globalisasi tercermin pada perubahan perilaku masyarakat khususnya pada individu yang mudah mengikuti perkembangan proses globalisasi. Gaya hidup dapat dikatakan sebagai bentuk tindakan yang menjadi pembeda antara satu orang dengan orang lain. Dalam kegiatan interaksi yang dilakukan sehari-hari kita dapat mengetahui sebuah gagasan gaya hidup individu tanpa harus menjelskan apa yang diri kita maksud. Oleh sebab itu gaya hidup dapat membantu seseorang memahami apa yang mereka lakukan, mengapa mereka melakukan, dan apakah yang mereka lakukan bermakna bagi dirinya ataupun orang lain. Karena dengan perkembangan teknologi semakin canggih, telah membuka ruang dan arus informasi yang baru yang mampu diakses oleh masyarakat bahkan hal tersebut masuk dalam wilayah pedesaan. Pengembangan teknologi sebagai bentuk dari pengaruh zaman global yang dapat diakses tanpa ada suatu penilaian yang terpenting bagi masyarakat adalah dengan pola adaptasi karena pengaruh dari Globalisasi.

Saat ini peradaban mansuia sudah menjadi sedemikian maju. Terbukti dari budaya-budaya modern yang muncul dengan mengisi dimensi kehidupan masnusia dari kehidupan di rumah tanggan hingga kemajuan teknologi industry dan informasi. Sama halnya mengenai dunia pendidikan yang sudah jauh berbeda dengan model-model Pendidikan zaman dahulu. Hal tersebut menjadi tanda bahwa masyarakat telah menikmati hasil cipta, rasa, dan karsa yang beruba hasil budaya yang tergolong modern. Banyaknya perubahan yang terjadi di Indonesia tidak hanya menyangkut tatanan kehidupan social ekonomi, politik, kebahasaan dan kebudayaan. Ditengah kemajuan zaman seperti itu sudah seharusnya kita tidak boleh melupakan akar budaya yang mengandung nilai-nilai budaya yang sangat luhur dan tentu tetap harus dilestarikan. Itulah pentingnya kearifan untuk dilestarikan dan tetap perlu digali disamping arus kebudayaan modern. Melupakan kearifan local berarti mengingakari eksistensi warisan budaya luhur yang sangat bernilai tinggi. Kearifan local itu harus tetap terjaga keindahan alam maupun nilai-nilaibudaya. Sama halnya yang dilakukan oleh suku kenekes atau biasa dikenal dengan suku Baduy.

Masyarakat suku baduy merupakan suku yang enggan menerima pengaruh globalisasi. Menjadi salah satu suku di Indonesia yang sampai sekarang masih mempertahankan nilai budaya yang dimiliki dan diyakininya, ditengah kemajuan zaman di sekitarnya. Keberadaan suku baduy ini dihadapkan pada dilemma perkembangan globalisasi, Sebagaimana yang diketahui bahwa globalisasi semakin menggerus budaya local suku bangsa. Tergerusnya budaya lokal atau pun apa yang menjadi tradisi suku bangsa dipercepat juga dengan perkembangan IPTEK yang semakin memperparah hilangnya identitas suku bangsa. Fakta ini tentu hadir sebagai dampak negatif dari tuntutan perkembangan zaman, dan usaha pembangunan sebuah negara dalam kehidupan global. Hal ini bisa dilihat dari penelitian-penelitian terdahulu tentang perubahan budaya suku bangsa yang terjadi karena pengaruh budaya luar atau bisa diartikan tuntukan kehidupan global. Orang Kanekes atau biasa di sebut orang Baduy merupakan suatu kelompok masyarakat dengan adat sunda diwilayah Kabupaten Lebak, Banten. Mereka lebih suka menyebut diri sebagai orang Kanekes sesuai dengan nama wilayah mereka atau mengacu pada nama kampung mereka. Masyarakat baduy menganggap bahwa mereka adalah bagian dari alam semesta. Mereka tetap menjaga dan melestarikan sumberdaya alam yang ada. Alasan tersebut yang mendasari mereka tidak menggunakan bahan kimia yang dapat merusak lingkungan alam.

Adapun mereka menggunakan bahan untuk membnatu kelangsungan hidup mereka yaitu seperti mereka menggosok gigi menggunakan sabut kelapa, untuk keramas menggunakan jeruk nipis, sedangkan membersihkan badan menggunakan batu karena penggunaan sabun yang dilarang. Dalam struktur masyarakat suku baduy ada dua pengemlompokan yaitu masyarakat suku baduy luar dan masyarakat suku baduy dalam. Dalam prinsipnya Masyarakat suku baduy luar melarang penggunakan teknologi, seperti listrik, dan alat komunikasi. Tetapi, adanya sedikit pergeseran yang mana sebagaian kecil masyarakatnya menggunakan telepon seluler, dan penggunakan aki sebagai kebutuhan bahan energi. Pergeseran tersebut bukan karena adanya bentuk toleransi adat melainkan jika terjadi Razia maka alat teknologi tersebut akan dihancurkan. Disisi lain hal tersebut terjadi karena adanya sinyal sesluler yang masuk kewilayah mereka. Pada asapek pengobatan Masyarakat suku baduy luar dan dalam Ketika mereka sakit maka pengobatan utama mereka adalah pengobatan yang berasal dari pemanfaatan tanaman-tanaman tradisional yang sifatnya turun temurun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun