Siang itu terasa lebih terik dibandingkan siang sebelumnya di Jepara, ketika sosok perempuan yang masih remaja itu mengirimkan surat kepada sahabat penanya di negeri kincir angin yang jauh dari pelupuk mata. Sahabat diskusi yang jauh di Nederland sana, tak pernah bersua namun fikirannya sama.Â
Estella namanya, akrabnya oleh gadis itu disebut dengan Stella tapi lengkapnya Estella Zeehandelar, seorang feminis sosialis dari Belanda yang kesehariannya bekerja di kantor pos surat dan telegram di Belanda.Â
Stella dan gadis dari Jepara terus berkabar berdiskusi mengenai keadaan perempuan Eropa dan bagaimana keadaan perempuan di sebuah negeri jajahan Belanda, tepatnya di kota kelahiran gadis itu Jepara.Â
Stella merupakan aktivis sosialis Belanda, wawasannya luas dan suka menganalisis keadaan di Eropa terutama keadaan perempuan disana. Sehingga gadis asal Jepara satu frekuensi dengan dia.
 Gadis Jepara ingin perempuan di negerinya memiliki keadaan yang sama dengan apa yang terjadi di Eropa, seperti apa yang Stella ceritakan dan deskripsikan kepada gadis asal Jepara.Â
Stella terkejut melihat apa yang didiskusikan diantara mereka berdua, Dia bingung bagaimana gadis ini memiliki wawasan yang luas bahkan dibandingkan dengan kawan-kawannya disana.Â
Mereka terus berbalas surat, berdiskusi mulai dari kesejahteraan sampai dengan kesengsaraan. Sampai akhirnya gadis Jepara kembali ke pangkuan sang kuasa di usia yang masih muda, gadis tersebut tidak pernah bersua dengan Stella sahabat pena yang membuka pandangan mengenai keadaan perempuan di Eropa.Â
Gadis ini sekarang merupakan seorang pahlawan di negerinya, lagu gubahan Wage Rudolf Supratman dipersembahkan untuknya. Kartini nama gadis sahabat pena Stella.
Gadis ini sekarang merupakan seorang pahlawan di negerinya, lagu gubahan Wage Rudolf Supratman dipersembahkan untuknya. Kartini nama gadis sahabat pena Stella.
Kisah Raden Ajeng Kartini yang mengirim surat kepada sahabat penanya di Belanda merupakan bagian dari kisah Kartini dalam memahami keadaan perempuan.Â
Dengan sahabat penanya Stella, mereka bertukar pikiran mengenai keadaan perempuan, sehingga Kartini mendapat pandangannya tentang bagaimana perempuan harus mendapatkan pendidikan yang sama dengan laki-laki. Kesetaraan pendidikan perempuan yang diharapkan Kartini dulu, saat ini sudah terjadi.Â