Mohon tunggu...
Yusya Rahmansyah
Yusya Rahmansyah Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Ilmu Politik Universitas Siliwangi

Seorang mahasiswa yang besar di dua pulau di Indonesia sumatera dan jawa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Melati di Tapal Batas

13 April 2020   20:25 Diperbarui: 13 April 2020   20:40 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Letkol Moeffreni Moe'min (kiri) dan staf-nya Mayor Soeroto Kunto. Sumber: historia.id

Pasukan musuh mulai terlihat mundur. Banyak yang gugur pada perang kali ini. Terlihat matahari mulai menghilang, langit kembali gelap. Pasukan yang tersisa mulai kembali ke barak, beberapa ada yang berjaga, khawatir ada musuh yang masuk ke dalam area barak. Pasukan musuh mundur. Sesuai dengan tujuan perang di pagi buta itu.

"Huh... Sudah Maria, relakan saja Ani pergi" ujar Siti. Maria masih terisak-isak menangis. "Ini salahku Siti, Aku yang menyuruhnya dan membiarkan Ani pergi melemparkan granat itu" Maria merasa bersalah atas gugurnya Ani.

"Bodoh sekali aku ini! Ani tewas dengan percuma" tegas Maria penuh penyesalan.

"Tidak Maria! Ani gugur sebagai pahlawan, tewasnya dia sudah menjadi takdir dalam hidupya, tak usah kamu menyalahkan diri seperti itu Maria" Tegas Siti meyakinkan Maria. "Apakah Ani akan memaafkan ku?" tanya Maria. "Ia tak akan kecewa kepada mu Maria, Ia sudah bahagia di surga bersama ibunya" jelas Siti.

Suasana hening seketika setelah penjelasan Siti. "Baiklah, Kuharap ia mendapat tempat terbaik, akan kucoba merelakan Ani pergi. Semoga dia bahagia disana" Sambil terisak-isak Maria mulai berhenti menangisi kepergian Ani. Letnan Soekma masuk ke dalam barak mengingatkan para pejuang wanita yang tersisa.

"Seharusnya kalian dapat berjuang dengan cara lain! kembalilah ke orang tua kalian berjuanglah dengan cara lain tanpa harus mengangkat senjata" terdengar perkataan Letnan Soekma yang agak berat seperti sedang menahan air matanya.

Seharusnya kalian dapat berjuang dengan cara lain! kembalilah ke orang tua kalian berjuanglah dengan cara lain tanpa harus mengangkat senjata

Dua hari berlalu setelah peperangan besar itu. Terdengar kumandang lagu Melati di Tapal Batas gubahan penyair Ismail Marzuki mengiringi pagi di barak tersebut. Barak mulai terasa sepi, sudah banyak serdadu wanita yang mulai kembali pulang. Diiringi lagu tersebut, Maria dan Siti bertemu di penghujung hari mereka berada di garis depan peperangan ini.

"Mar, aku pulang ya" ujar Siti. "Kamu pulang?" tanya Maria. "Iya Mar, Bapak dan Ibu butuh aku disana" jelas Siti.  "Kamu juga harus pulang ya Mar, kita bisa berjuang dengan cara lain. Kita memang datang bukan dari tempat yang sama, dan sama-sama tidak punya keahlian perang. Tapi, bangsa ini perlu generasi penerus, dan kita dapat memperjuangkan itu" Siti mencoba mengingatkan Maria.

"Iya Siti, Aku akan pulang. Aku harap ini bukan pertemuan terakhir kita ya" Maria meyakinkan Siti. Dibalas dengan anggukan kecil dari Siti, setelahnya Siti pergi meninggalkan Maria.

Perang masih berlanjut sampai akhirnya Agresi militer satu dan dua selesai dan Belanda tidak pernah kembali untuk mencoba merebut Tanah Air dari rakyat Indonesia. Setelah peperangan berakhir, Siti sudah kembali mengurus ladang bersama suami, anak dan ditemani oleh cucu-cucunya, Ani sudah bahagia dan bertemu ibunya di surga, adik-adiknya sudah besar dan menjadi kebanggan Ayahnya.

Maria? Maria kembali ke rumah kedua orang tuanya, menikah dan memiliki anak serta seorang cucu. Sedangkan, Letnan Soekma telah gugur di medan perang kala berperang di garis depan yang lain. Berakhirlah sudah perjuangan pemudi-pemudi tangguh tersebut di perang Karawang-Bekasi di Garis Depan Jakarta Timur bersama Resimen V Cikampek pada Agresi Militer Belanda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun