Assalamualaikum Pak Ganjar. Nama saya Fajar Jaka Surya asli Petarukan Pemalang siswwa baru di SMKN Jateng. Ngapuntene Pak. Kemarin sebelum berangkat ke Semarang saya dapat pesan dari Ibu, agar mengucapkan terima kasih langsung pada Pak Ganjar karena saya diterima sekolah di sini dan semuanya gratis. Seragam, tas, alat tulis, tempat tinggal dan makan semua gratis.
Sebenarnya saya pengin banget bertemu langsung dengan Pak Ganjar untuk mengatakan itu karena pesannya Ibu begitu, tapi peraturan di sini tidak mengizinkan. Saya juga tidak bisa membuka medsos karena juga dilarang membawa hp. Padahal kemarin ketika Pak ganjar datang ke sekolah bareng Ibu Wakil Gubernur Lampung, saya pengin banget mengucapkan tapi kami tidak boleh keluar. Akhirnya saya hanya bisa menulis surat dan menitipkan pada pak guru. Semoga suratnya sampai di tangan jenengan.
Saya berdoa semoga Pak Ganjar dan keluarga terus diberi kesehatan. Saya juga mohon doanya semoga selama saya belajar di sini diberi kelancaran.
Kulo nggih ngaturaken salam saking ibu kagem panjenengan, Pak. Nyuwun pangestune kagem Ibu yang di rumah agar selalu diberi kesehatan dan kelancaran rizki.
Ibu saya hanya buruh tenun di Pemalang dan harus merawat nenek. Satu kakak yang sakit serta satu adik yang masih SMP. Semoga kelak ketika adik saya lulus SMP juga bisa melanjutkan di SMKN Jateng. Saya kasihan pada ibu karena beliau yang menjadi tulang punggung keluarga padahal gaji ibu hanya Rp23 ribu per minggu. Dulu saya masih bisa sedikit membantu dari hasil ngajar ngaji anak-anak kamlpung sekitar. Tapi sekarang hanya ibu yang bekerja karena bapak saya telah meninggal sejak saya kelas 1 SD.
Terima kasih nggih Pak Ganjar semoga sekolah saya lancar dan setelah lulus bisa langsung bekerja di perusahaan besar agar bisa saya segera membantu ibu. Kemudian suatu saat saya bisa membangun/memiliki bengkel mobil dan memiliki karyawan serta bisa menaikan haji ibu.
Yang terakhir pak, saya mohon agar diperbanyak sekolah seperti SMKN Jateng ini karena sanagt membantu anak-anak dari keluarga miskin seperti saya bisa mendapat pendidikan yang berkualitas. Sehingga kami tidak minder untuk bercita-cita tinggi seperti anak-anak lainnya. Mohon maaf nggih pak kalau saya lancang. maturnuwun sanget.
Begitulah isi surat tulisan tangan yang dikirim Fajar Jaka Surya kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pada Agustus 2019. Saat itu, Fajar baru saja diterima di SMK Jawa Tengah, sekolah gratis untuk anak-anak orang miskin yang digagas Ganjar.
Surat itu kemudian menjadi viral setelah diunggah di media sosial. Sebagian besar netizen merasa terenyuh, bersimpati, dan mengirim doa untuk Fajar.
Kini, setelah tiga tahun berlalu, Jafar telah lulus dan bekerja di PT Bukit Makmur Utama (Buma) Kalimantan Timur. Itu adalah salah satu perusahaan pertambangan terbesar di Indonesia. Fajar yang seharusnya diwisuda bersama 263 lulusan lainnya pada 16 Juni 2022 lalu, tak bisa hadir karena sudah langsung diterima bekerja. Sebagai gantinya, hadir sang ibu bernama Darsini.
“Alhamdulillah saya sudah diterima bekerja di PT Buma Kalimantan Timur. Saya sampaikan terima kasih kepada Pak Gubernur Ganjar dan pemprov, yang telah memberi fasilitas pendidikan untuk saya. Terima kasih juga karena saya sekolah tanpa biaya sepeserpun, alias gratis,” kata Fajar saat dihubungi lewat telepon seperti dikutip dari Jatengprov.go.id.
Fajar adalah anak ke lima dari tujuh bersaudara. Mereka dibesarkan seorang diri oleh ibunya, Darsini. Sedangkan sang Ayah telah meninggal sejak Fajar duduk di bangku kelas 1 SD.
Untuk menghidupi anak-anaknya, Darsini yang tamatan Sekolah Dasar bekerja sebagai buruh tenun. Kepada wartawan merdeka.com yang menemuinya ketika surat Fajar viral tiga tahun lalu, Darsini bercerita penghasilannya maksimal hanya Rp100 ribu per bulan.
Anak pertamanya mengidap penyakit dan hanya bisa tergolek di tempat tidur. Ia hanya mampu menyekolahkan anak kedua dan ketiganya hingga SMP. Itu sebabnya, wanita berusia 53 tahun itu tak pernah berpikir akan bisa menyekolahkan Fajar hingga level SMK.
Darsini sempat bingung memikirkan biaya ketika Fajar mengutarakan niatnya sekolah SMK di Semarang, berjarak sekitar 100 kilometer dari kampungnya di Desa Bulu RT 6 RW 1, Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang. Jangankan untuk bersekolah di Semarang, di kampung halaman saja Darsini merasa tak mampu membiyainya.
Darsini bahkan masih ragu ketika Fajar mengatakan ada SMK gratis untuk anak-anak kurang mampu di Semarang. Fajar tertarik sekolah di sana setelah mendapat informasi itu dari gurunya di SMP 1 Petarukan. Dalam pikiran Darsini saat itu, kalau pun benar ada sekolah gratis, pastilah butuh uang pelicin atau koneksi orang dalam agar anaknya bisa diterima.
Ternyata, apa yang dipikirkan Darsini jauh berbeda dengan faktanya. Sebab, Fajar terbukti dinyatakan lolos tanpa uang pelicin dan koneksi orang dalam. Pihak sekolah hanya mengirimkan tim ke rumahnya untuk mengecek apakah Fajar benar-benar dari keluarga miskin.
Fajar menjadi salah satu dari 264 siswa baru SMK Jateng tahun ajaran 2019/2020. Mereka diseleksi dari 2500 pendaftar. Ke-264 siswa itu disebar di tiga sekolah: kampus Semarang, Pati, dan Purbalingga.
Saat hendak berangkat ke Semarang, Fajar hanya minta didoakan dan dibekali ongkos. Saat itulah, Darsini berpesan jika suatu hari bertemu Ganjar agar menitipkan pesannya. Ia ingin berterima kasih berkat program gubernur itulah anaknya bisa sekolah di Semarang.
***
Didirikan pada 2014, SMK Jateng memang digagas Ganjar Pranowo agar anak-anak pintar dan berprestasi tidak putus sekolah gara-gara orang tuanya tidak punya uang untuk menyekolahkannya.
Berkaca pada pengalaman hidupnya, Ganjar meyakini pendidikan adalah jalan keluar dari belitan kemiskinan. Setamat dari SMK Jateng, mereka diharapkan dapat mengubah nasib keluarganya. Karena itu, SMK Jateng dipersiapkan dengan matang. Hasilnya, pada 2021 sekolah yang menerapkan sistem asrama itu menjadi SMK terbaik se-Indonesia berdasarkan nilai rata-rata Tes Potensi Skolastik ujian tulis berbasis komputer (UTBK).
Sebelumnya pada 2017, SMK Jateng menjadi pemuncak Ujian Nasional kategori SMK se-Jateng. Selain itu, tujuh siswanya tercatat meraih nilai 100 pada UN mata pelajaran Matematika. Mereka juga menjuarai Olimpiade Sains Terapan Nasional Kimia se-Jateng. Saat berlomba di Universitas Negeri Surabaya, tim SMK Jateng menjadi juara I Nasional Lomba Kewirausahaan BMC.
Pendidikan mereka dibiayai dengan APBD Jateng. Mereka juga mendapat uang saku dari Bank Jateng. Untungnya lagi, setelah lulus, para siswa tidak perlu bingung mencari pekerjaan. Sekolah sudah terhubung dengan sejumlah perusahaan ternama yang siap mempekerjakan lulusan SMK Jateng.
Seperti diakui Fajar, SMK Jateng tak hanya membekalinya dengan ilmu pengetahuan, tetapi juga budi pekerti. Tiga bulan pertama, dia harus mengikuti Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK). Saat itu, tak seorang pun boleh menjenguknya, termasuk ibunya.
Pada hari ketika menghadiri wisuda Fajar, Darsini tak kuasa menahan haru. Salah satu buah hatinya telah menyelesaikan pendidikan dan diterima bekerja di perusahaan pertambangan. Baginya, SMK Jateng telah memberi solusi bagi Fajar dan keluarganya, seperti disampaikan Fajar dalam suratnya kepada Ganjar Pranowo yang viral itu.
“Iya, dulu kirim surat kepada Pak Gubernur. Isinya terima kasih telah membuka sekolah gratis. Kalau tidak gratis mungkin saya tidak bisa (menyekolahkan),” kata Darsini.[]
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI