"Banggalah Ketika Kita Masih Bisa Memakai Batik, Apapun Motifnya. Hal itu Menjadi Bukti, Bila Kita Mampu Menjunjung Tinggi Warisan Seni Budaya Nenek Moyang Sekaligus Melestarikannya Sebagai Wujud Cinta Tanah Air dan Bangsa!"
(B. Parikesit -- 02.10.2024)
batik sebagai tampilan simbolistiknya.
KABUPATEN MOJOKERTO. Hari Batik Nasional, diperingati tiap tanggal 2 Oktober. Berbagai elemen masyarakat maupun institusi, baik swasta maupun pemerintah, berbondong-bondong memperingatinya dengan penuh suka cita. Satu diantaranya dengan memakai baju motifBangga Berbatik, itulah tema peringatan Hari Batik Nasional tahun 2024 yang dinyatakan Yayasan Batik Indonesia. Hal itu tentu kian memantik semangat kebangsaan, utamanya dalam upaya pelestarian batik di Bumi Persada Nusantara ini.
Seperti yang dilakukan salah satu pendidik (guru) SMAN 1 Gondang, Kabupaten Mojokerto ini. Meski disibukkan dengan rutinitas pendidikan, dirinya pun tak menyia-nyiakan peluang besar atas wirausaha yang ditekuni. Ya, wirausaha pembuatan dan penjualan batik. Bahkan sejak sepuluh tahun silam hingga kini, batik tulis yang digelutinya mampu menopang segenap kebutuhan keluarganya.
Terlepas dari usaha batiknya dengan merk Mydebz Batik, sosok guru ini juga pencipta motif batik Sekar Mojo. Bahkan batik motif itu dijadikan sebagai motif batik untuk seragam peserta didik di SMAN 1 Gondang. Namun, tentunya tak semua pendidik maupun peserta didiknya tahu makna dari batik Sekar Mojo yang dipakai setiap hari kami situ.
SEKAR MOJO
Batik motif Sekar Mojo yang digunakan sebagai simbol cinta tanah air di SMAN 1 Gondang, merupakan motif unik. Motif Sekar Mojo merupakan perpaduan antara daya inisiatif, kreatif, dan peduli seni tradisi serta budaya bangsa. Batik adalah Indonesia dan SMAN 1 Gondang adalah salah satu pelestarinya.
Begitulah penegasan pak Bambang Parikesit, S.Pd., guru pengampu mata pelajaran seni budaya SMAN 1 Gondang. Menurutnya, terciptanya batik Sekar Mojo berawal dari garapan guru serumpunnya. Adalah bapak Sucipto, S.Pd. (almarhum) yang memiliki gagasan awal untuk membuat motif batik Sekar Mojo ala SMAN 1 Gondang.
Sejarah batik Sekar Mojo SMAN 1 Gondang, lanjut pak Bambang, inisiatornya adalah ibu Hj. Nurul Wakhidah, S.Pd., M.M.Pd., (Mantan Kepala SMAN 1 Gondang 2015-2023, red.). Inisiatif itulah yang kemudian ditangkap pak Cip (sapaan karib pak Sucipto, red.). Barulah kemudian dalam proses penciptaannya, pak Bambang membantu pak Cip, karena sesama pengampu maple seni rupa.
"Penciptaan motif batik Sekar Mojo sekolah ini tidak main-main. Ibarat produk, dalam prosesnya ada produser, sutradara, hingga penulis skrip-nya. Makanya, batik Sekar Mojo yang digunakan peserta didik SMAN 1 Gondang sangat berbeda dengan motif serupa yang ada di wilayah Kabupaten Mojokerto," ucap pak Bambang menegaskan.
FILOSOFIS
Motif batik Sekar Mojo, bukan sekedar motif batik saja. Dalam bentuk karya kreatif, batik Sekar Mojo memiliki makna tersendiri dalam setiap goresan motifnya. Menurut pak Bambang, penamaan Sekarmojo dalam motif kali ini adalah menunjukkan sebuah filosofi bunga atau biasa disebut sekar. Mojo diambil dari nama kerajaan yang pernah jaya di nusantara dan secara faktor demografis kebetulan di wilayah Kabupaten Mojokerto.
"Setahu saya, bu Nurul Wakhidah pernah mengadakan sebuah riset kecil dalam rangka penciptaan motif ini. Terutama tentang bagaimana menggali potensi lokal yang ada, agar bisa menjadi sebuah kekuatan arti sebuah konsep batik. Tujuanya agar bisa menginspirasi bagi apresiator di Mojokerto dalam menciptakan motif batik, khususnya di SMA Negeri 1 Gondang," ungkap bapak empat anak itu dengan nada serius.
Lebih rinci dikatakan pak Bambang, Sekar atau bunga, menggambarkan anak muda atau peserta didik SMAN 1 Gondang Mojokerto. Sekar juga berarti wangi/harum yang menjadi pemantik  aroma jiwa semangat untuk menggapai cita-cita.
Sedangkan dengan 5 kuncup bunga Maja yang tersebar di dalam medallion (lingkaran kawung), lanjut pak Bambang, menggambarkan 5 sila Pancasila dan rukun islam, sebagaimana gambaran semangat belajar didalam perjalanan peserta didik untuk mencapai cita-citanya. Jadi, seluruh peserta didik tidak boleh lepas dari semangat, berkeyakinan (berke-Tuhan-an) dan cinta tanah air (nasionalisme).
Batik Sekar Mojo juga menjadi batik khasanah warna Majapahit. Â Pamor warna "Ijo Royo-royo" kerajaan Majapahit, yang terkenal lebih dari 700 tahun lalu. Desainer ingin mengangkat keagungan budaya nenek moyang yang adi luhung agar tidak mudah terlupakan oleh generasi penerus bangsa ini.
Perpaduan warna batik Sekar Mojo, memiliki masing-masing filosofis. Warna merah. mewakili esistensi Majapahit dengan tekat dan keberanian Majapahit menyatukan wilayah nusantaranya. Warna Hijau melambangkan alam yang luas dengan keseimbangan manusianya dengan sinergi alam yg berimbang.
Warna Putih menandakan kesucian dalam berfikir dan bertindak. Warna Kuning keemasan dapat dimaknai sebagai kondisi yang gemah ripah loh jinawi. Warna Kuning sawah yang menjuntai di horizon menggambarkan kemakmuran yang tiada batas. Sedangkan warna Hitam hitam menyimbolkan keabadian dan kekekalan yang tanpa batas.
Sedangkan gambar Ceplok Kawung, Â adalah motif tradisional yang tidak lekang oleh desain apapun untuk digabungkan dengan berbagai motif yang ada. Dasar motif Ceplok Kawung terlihat pada Patung Siwa dari Singosari (Majapahit awal), kawung isen menyerupai ceplok pada abad 13.
Ceplok Kawung juga terdapat pada patung Budha Mahadewa dari Tumpang Malang, patung Kendedes (Pradnya Paramita) singosari Malang, dan terdapat pada motif relief medallion cerita Samudra Amantana (candi Kesiman Tengah Pacet Kabupaten Mojokerto).
"Disini kita juga menjadikan warna hitam sebagai simbol keanggunan dengan tidak melepas status keagungan Majapahit. Bagaimana pun, gambaran sejarah itu masih terjaga keabadian cerita legendanya, bahkan sejak 7 abad yang lampau," ujar pak Bambang sembari menunjukkan motif batik Sekar Mojo yang digunakan peserta didik tiap hari Rabu.
Sekedar diketahui, lanjut pak Bambang, motif batik Sekar Mojo SMAN 1 Gondang ini pernah menjadi kajian ilmiah bersama ISI Surakarta (Solo). Wajar saja bila pada tahun-tahun sebelumnya, SMAN 1 Gondang pernah bekerjasama dengan ISI Surakarta dalam pengembangan pendidikan seni rupa maupun studi lanjut untuk peserta didiknya.
PELUANG KWU
Sejak adanya motif batik Sekar Mojo yang dipakai sebagai seragam sekolah di SMAN 1 Gondang, menjadi inspirasi bagi pak Bambang. Alumnus pendidikan seni rupa Universitas Negeri Malang ini, akhirnya menekuni batik. Akhirnya berdirilah Mydebz Batik, sebagai merk usaha aneka motif Batik Majapahit.
"Potensi batik itu besar dan tak kan pernah kehabisan motif. Potensi itu teramat sangat layak untuk dijadikan model kewirausahaan. Makanya, selain menjalankan hobi, sekaligus saya usaha pembuatan dan penjualan aneka motif batik. Alhamdulillah sampai saat ini terus berkembang," ucap pak Bambang menunjukkan logo usahanya.
Tak ayal lagi, sejak ditekuninya usaha batik itu sejak tahun 2018, akhirnya banyak pihak dan institusi yang menjadi pelanggan tetapnya. Bahkan mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, bapak Muhammad Nuh, yayasannya pun menjadi pelanggan ekskusifnya. Belum lagi puluhan rumah sakit dan perusahaan yang sudah menikmati motif batik garapan dari Mydebz Batik.
Selain usaha batik, faktanya pak Bambang juga sudah lama bergerak dibidang desain interior. Usaha itu pun terus berkembang hingga saat ini. Bakat dan kompetensi dibidang seni rupa, faktanya tak hanya sebagai modal mendidik, tetapi juga berkembang dalam bidang kewirausahaan.
"Prinsipnya sederhana. Tekuni saja yang kita bias dan terus sambil belajar atau update keilmuan maupun skill. Disana pasti ada banyak peluang yang dapat menjadi sumber ekonomi. Apalagi, bila kita punya hobi, kompetensi, dan relasi, semua pasti meraih kesuksesan," ucap suami bu Indar Parikesit yang juga guru penggerak angkatan IX itu memotivasi.*****
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H