Maksudnya, ekskul itu sekedar untuk memberikan wadah bagi peserta didik yang memiliki kelebihan dalam bidang non akademik tetapi tidak tergabung dalam ekskul yang sudah ada di sekolah. Oleh karenanya, dipandang perlu untuk memberikan wadah ekspresi yang terkendali dan memiliki target tertentu.
"Castlemania merupakan bukti sekolah ini membuka cakrawala pandang. Peserta didik tak hanya dihargai ketika mereka memiliki kompetensi akademik saja. Tetapi peserta didik yang unik dan memiliki kompetensi diri yang khusus, pasti kita wadahi dalam bentuk kegiatan yang positif dan membanggakan," ungkap Pak Farid serius.
Lebih jauh ditandaskan Pak Farid, bila peserta didik yang tergabung dalam ekskul Castlemania, memiliki keunikan dan daya lebih di masing-masing anak. Potensi yang heterogen itulah yang kita wadahi agar mereka mampu mengekspresikannya secara tepat. Langkah-langkah itu pun akhirnya membuahkan hasil diluar ekspektasi banyak pihak.
"Tanpa memandang sebelah mata ekskul lainnya, Castlemania sangat sering membanggakan sekolah. Prestasi yang diraihnya pun luar biasa dan sangat membanggakan. Apalagi peserta didik yang tergabung dalam Castlemania memiliki daya komitmen dan konsistensi tinggi untuk berprestasi," imbuh Pak Farid penuh semangat.
Sementara itu, pola edukasi dan pembinaan ekskul Castlemania, mengikuti standar operasional prosedur ekskul di SMAN 1 Puri. Hal itu juga berlaku bagi ekskul lainnya. Hanya saja, Pembina ekskul ini sengaja dipegang oleh alumni Castlemania itu sendiri.
Bapak Mohammad Rozy, S.Pd., hingga hari ini dipercaya sebagai Pembina ekskul Castlemania. Dalam proses pembinaannya hingga saat ini, Pak Rozy, mampu menunjukkan perkembangan yang menggembirakan atas prestasi peserta didik yang tergabung di Castlemania. Bagaimana dengan pembinaan rutin ekskul ini?
"Dalam latihan rutinnya, sesuai petunjuk Kepala Sekolah dan para Wakasek, penekanannya pada materi personality development (pengembangan kepribadian, red.). Peserta didik bebas berekspresi, asalkan tidak melanggar norma susila, norma sosial, dan norma hukum. Justru potensi kreatifitasnya kita kristalisasi untuk diwujudkan menjadi pretasi," ungkap Pak Rozy serius.
Masih menurut Pak Rozy, para Castlemania diarahkan menjadi contoh tentang bagaimana mewujudkan rasa cinta pada almamaternya. Selain itu, mereka juga dibimbing secara langsung bagaimana menjadikan daya dan potensi kreatifitasnya menjadi prestasi yang gemilang lagi membanggakan.
"Prinsipnya, penguatan pendidikan karakter dan kolaborasi dengan Merdeka Belajar, pasti mampu mewujudkan generasi yang unggul dan kompetitif. Ekskul Castlemania adalah bukti nyata pola pembinaan kita agar anak-anak diberi kebebasan berekspresi guna mengukir prestasi," ucap Pak Rozy seraya menengadakan tangan sebagai wujud syukurnya.*****