"Materi narasumber sesuai dengan target sekolah. Sehingga seluruh tenaga pendidik dan tenaga kependidikan mampu merajut sinergisitas. Harapannya, sekolah akan lebih bagus dalam memberikan pelayanan pada masyarakat dan peserta didik," ujarnya serius.
Bu Nurul yang juga dikenal sebagai innovator "SMAGO Bersholawat" itu, mengaku bila skala prioritas lembaganya adalah pelayanan prima dalam segala hal. Selain memberikan pembelajaran yang kreatif, tenaga pendidik dan sekolah memiliki tanggungjawab untuk meningkatkan kuantitas peserta didik yang studi lanjut.
"Kultur sosial yang cenderung fragmatis harus kita ubah lebih visioner prospektif. Kecilnya minat anak untuk kuliah harus dimotivasi lebih intens lagi. Bagaimana pun pemerintah sudah banyak memberikan prioritas dalam bentuk beasiswa, Siswa kurang mampu secara ekonomi sudah ada beasiswa KIP-Kuliah dan banyak lagi beasiswa yang disediakan LPDP Kemendikbud Ristek," ungkap Bu Nurul penuh aura optimistis.
"Kebijakan kepala sekolah kita respon demi peningkatan pelayanan pendidikan di sekolah ini. Konsekuensinya seluruh komponen betul-betul harus berkomitmen tinggi guna memajukan sekolah. Workshop ini hanya salah satu bentuk kegiatannya dan akan dilanjutkan dengan kegiatan yang lebih spesifik lagi," ujar Pak Suyono, S.Pd., M.M, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMAN 1 Gondang sekaligus Ketua Panitia Workshop.
Pak Yono, sapaan harian Wakasek Kurikulum, menambahkan bila workshop kali ini berjalan sukses dan lancar. Seluruh peserta seratus persen hadir dan disiplin dalam mengikuti rundown kegiatannya. Apalagi dua narasumber yang dihadirkan sangat inspiratif.(use1to)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI