Mohon tunggu...
M. Khusen Yusuf
M. Khusen Yusuf Mohon Tunggu... wiraswasta -

manusia biasa

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jilbab Tujuh Rupa

21 November 2013   10:06 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:52 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

tinggal dua lagi...

aku menyisir jalan di sebuah kota yang kerap disebut sebagai kota santri. dua perempuan. sepertinya kembar. satunya berjilbab hitam. satunya berjilbab putih. tertawa bareng. saling memukul pundak. terkadang merengut, seolah ada pertengkaran. dan tertawa lagi. saling cubit. ah...sepertinya sepasang saudara kembar ini sepertinya layak menjadi pelengkap tumbalku.

maka, lengkap sudah tumbal tujuh perawan berjilbab dengan warna berbeda.

dalam temaram cahaya obor, aku giring mereka ke altar persembahan. aku minta mereka semua mencopot jilbab. Setelah melalui sejumlah prosesi persembahan, aku taruh tujuh jilbab dari tujuh perawan pada nampan sesaji. "tuhanku yang maha tidak berpasangan, aku persembahkan jilbab tujuh rupa ini kepadamu. dan ijinkan mereka bersamaku."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun