Mohon tunggu...
Yusvin Olivia
Yusvin Olivia Mohon Tunggu... -

Olivia = an Olive tree/branch, truthfulness, dignity, beauty, and peace :)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Stranger

19 Oktober 2010   02:17 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:18 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

teringat kejadian kecil beberapa minggu lalu

sepulang mengerjakan minor project di kos teman, saya pun naik mikrolet ke tempat pengambilan bis,

pas di tengah perjalanan saya ingat tidak punya uang kecil, cuma ada selembar seratus ribuan. Setelah sampai, lalu saya  kasih uangnya ke abangnya, eh kata abangnya "yaudah neng bawa aja uangnya, gausah gapapa" WOW, terimakasih abang! ^^

**

Setelah itu saya nunggu bis sambil payungan karena hujan, di belakang saya ada seorang ibu nunggu juga. setelah 10 menitan nunggu, si ibu pun ke arah saya, sambil bilang "dek Ibu numpang payungannya ya" dan saya bilang " iya bu" tapi tetep stay cool, buat jaga-jaga ibu itu ada maksud jahat. (belajar dari pengalaman, yah namanya hidup di kota besar)

Dari situ kita ngobrol-ngobrol, dia umurnya 49 tahun sama seperti ayah saya.

Ibu itu habis menjenguk anaknya yang sekolah bulutangkis Djarum (WOW keren!) dia bolos kerja hari itu karena anaknya minta ibu nya datang biar main bareng (so sweet). Terus kita cerita-cerita lagi tentang anaknya yang lagi persiapan masuk UI, suaminya yang lagi di Ambon, jadi dia sendiri di rumah.

Berlanjut sampai ngobrol tentang kemacetan Jakarta, busway, masa depan Jakarta, pemerintah, dll. dan akhirnya bis saya pun datang, tapi bis si Ibu yang ke arah Cibinong-Bogor belum datang, sementara hujan masih turun.

Dan saya pun menyodorkan payung saya untuk si ibu itu bawa, tapi si ibu menolak, dia bilang "gausah Nak, kamu aja, ibu gapapa hujan-hujanan, yang penting kamu, kamu kan masih kuliah lagi besok, biar ga sakit keujanan" ---> terharu

dia mau rela tetap kehujanan, yang penting saya tidak kehujanan padahal saya bukan siapa-siapanya (yah walaupun itu memang payung saya) dan manggil gue dengan "Nak"

dari situ gue melihat/merasakan sesuatu yang namanya Kasih seorang Ibu. sekalipun buat seorang asing. dan itu mengingatkan saya kepada Ibu saya yang sudah tidak ada.

mungkin banyak yang baca tulisan ini bilang, " ah biasa aja" "nothing special" dan bla bla bla. tapi kita bisa mendapatkan nilai kehidupan dari mana saja termasuk dari seorang asing.

her love to a stranger gives me hope :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun