Senyummu diantara kerumunan orang meneduhkan panasnya siang itu
Di balik punggung para umat aku terpukau sedetik saja, lalu sadar diri
Bunga matahari selalu menghadap matahari, matahari itu bukan aku
Berjalan melewatimu membuat sesak hati, menahan rasa hanya menumpuk duri
Ingin berbalik lalu mengusap kepalamu namun tidak ada daya sebab aku ikat kuat rindu
Ingin menatap jauh matamu ratusan jam sampai puas, tidak..pikiranku sadar diri
 Di antara anak tangga kau menunggu, namun ku tahan waktu sampai jenuh dirimu
Dengan perih ku berpaling tak ingin semakin kuat harapan hampa semu ku yakini
Saat tanda dari-Nya ada, ku bangun kembali pondasi hati sebab saat ini tidak menentu
 Demikian aku padamkan percikan bara asa akan rasa yang mulai berapi
Diam dalam selimut waktu, berjalan dengan doa beriring, menari di antara luka-luka lama lalu