Pahit hati mengkhamiri Dinda untuk acuh seraya cepat membuang muka
Dinda enggan bersua, jauh-jauh bila perlu, jiwaku membeku pilu
Entah, binar matanya jarang ku tatap, senyum lembutnya hampir sirna pula
Jiwaku membeku sendu, dini hari Dinda terbangun, pun aku rasa denyut jantungmu
Mungkin fatamorgana rindu, kerap bayang lirikan coklatmu melintas saatku pejam mata
Sungguh tentang apa ini semua ? nadi semakin berdebar kala ingatmu Dinda ayu
Pikiranku meracau cinta, ku harap ini sekedar ilusi tanpa makna
Dinda tidak perlu hiraukan aku, melihatmu sukacita pun cukup bagiku
Dini hari doaku bagimu Dinda, sebab kasih adalah kasih, dan kasih melatih dewasaÂ
Jika nadimu berdebar juga maka entahlah..mari kita cari jawabnya di dalam Dia, Allah kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H