Mengapa sukacitamu redup manisku? bekas airmata melukis pipimu
Kemana perginya senyuman tulusmu ?apakah menguap sebab terik matahari ?
Di malam hari manisku meratapi impiannya berlalu menjauh jadi abu
Kerja kerasnya runtuh dalam sehari, sudah dinanti-nanti namun tetap tak berarti
Hati tercabik dengan sedih yang terus giat memburu
Manisku yang cantik, kuatku tak seberapa sedang pelukanku hanya ilusi
Demikian aku memandang Dia di Sorga :
Tuhan yang baik, lihatlah manisku yang sedang lesu
Kirimkan malaikat-Mu untuk menemani manisku ini
Penuhkan hatinya dengan sukacita-Mu
Tuhan yang setia, biarlah manisku menaruh harapnya hanya pada-Mu
Kakinya sedang terantuk uji dan jatuh, manisku belum dapat menggapai mimpi
Tuhan yang pengasih peluk dia, dan hapus airmatanya, biarlah Tuhan dengar doaku
Hatiku haru bila manisku terus sedih dalam malam sepi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H