Mohon tunggu...
Yusuf Waishol
Yusuf Waishol Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Suka menulis berita

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mahasiswa Universitas Negeri Malang Meronce bersama Anak Panti Asuhan di Acara Saturplay

15 Oktober 2024   12:12 Diperbarui: 15 Oktober 2024   13:03 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Naufal/Iqbal (Universitas Negeri Malang)

Pada Sabtu, 5 Oktober 2024, delapan orang Mahasiswa Univerveitas Negeri Malang telah melatih Anak Panti Asuhan Mas Mansur Kota Malang. Dinda, Maul, Arsila, Nayla,Yusuf, Iqbal, Andra dan Naufal tengah menjalani semester dalam kelompok yang dibimbing oleh Nailul Insani, S.Pd., M.Sc. yang mengajar matakuliah Pendidikan Kewarganegaraan.  

Kegiatan bertajuk Saturplay: Peduli Sesama, Menebar Kebahagiaan yang bertempat di Aula Panti Asuhan ini diikuti oleh sepuluh anak panti dengan usia yang bervariasi antara 5-14 tahun. 

Sebelum meronce, perkenalan pihak mahasiswa dan anak panti dijadikan pembuka kegiatan. 

Kemudian dilanjutkan dengan permainan estafet sarung dengan peserta mahasiswa anak panti yang dibagi menjadi dua tim yaitu tim laki-laki dan tim perempuan. Permainan ini bertujuan membangun ikatan yang lebih baik antara mahasiswa dengan anak panti. 

Meronce sebagai kegiatan utama dilaksanakan selama 45 menit dengan bahan-bahan yang disediakan oleh mahasiswa. Bahan-bahan yang dipilih antara lain senar, manik-manik berbentuk bunga, bintang, hingga bertuliskan huruf alfabet. Anak-anak panti dengan antusias membentuk lingkaran untuk menunjukkan kedekatan mereka satu sama lain. Antusiasme mereka dalam membuat cincin dan gelang bahkan membuat mereka meminta bahan-bahan untuk dibawa pulang. 

Menjelang akhir acara, anak panti diminta untuk menuliskan cita-citanya di atas kertas origami oleh mahasiswa. Beberapa di antaranya ingin menjadi guru Bahasa Arab, Dokter dan Ilmuwan seperti B.J. Habibie. 

Azan zuhur berkumandang, tanda kegiatan berakhir, mahasiswa dan anak panti tak lupa foto bersama. Kegiatan ditutup dengan pemberian bingkisan hadiah yang berisi susu dan makanan ringan yang telah disiapkan mahasiswa untuk anak panti. 

Pelatihan meronce ini menjadi bagian dari tugas pengabdian kepada masyarakat untuk mencapai 17 Sustainable Devleopment Goals (SDGs) atau 17 Pembangunan Berkelanjutan. 

Dari 17 SDGs, mahasiwa fakultas Ilmu Sosial ini memilih yang SDGs pertama yaitu membangun masyarakat tanpa kemiskinan dengan melibatkan anak-anak Panti Asuhan Mas Mansur. 

Mengutip penelitian Nasaruddin dalam Peningkatan Motorik Halus melalui Kegiatan Meronce pada Pendidikan Anak Usia Dini dalam jurnal DIDAKTIKA yang terbit pada 2021 menyebutkan manfaat yang dapat diperoleh dari meronce di antaranya melatih fokus, motorik, kesabaran, dan kreativitas anak. Hal ini dibutuhkan untuk menambah keterampilan mereka dalam menghadapi dunia yang penuh tantangan. 

Selain itu, meronce diharapkan dapat menginspirasi anak panti untuk dapat memulai bisnis kecil, seperti yang diucapkan Dinda sebagai ketua penyelenggara.

"Aku berharap cincin dan gelang hasil meronce ini kemudian bisa dijual oleh mereka dan menjadi inspirasi bisnis yang akan mereka jalani di masa depan yang tidak menentu ini. Apalagi mereka adalah anak panti yang rawan miskin saat dewasa nanti", pungkas Dinda. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun