Menurut Direktur Regional WHO untuk Eropa, meningkatkan jumlah anak laki-laki dan perempuan di seluruh wilayah eropa yang melaporkan kesehatan mental yang buruk, merasa rendah diri, gugup atau mudah tersinggung. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti budaya, ekonomi dan penggunaan teknologi digital.Â
Pada dasarnya, perkembangan teknologi yang semakin canggih, memperkuat kerentanan dan memperkenalkan ancaman baru seperti cyberbullying. Dilaporkan bahwa 1 dari 10 remaja mengalami cyberbullying setidaknya sekali dalam dua bulan terakhir.
Berdasarkan penelitian twenge et al. 2018 dalam (Naslund et al., 2020) di Amerika Serikat memaparkan bahwa responden yang melaporkan lebih banyak menghabiskan waktu dirumah dan mengakses sosial media dengan smartphone memiliki resiko tinggi terhadap depresi sampai ada kemungkinan untuk melakukan bunuh diri, dibandingkan dengan remaja yang melaporkan menghabiskan lebih banyak waktu tanpa layar smartphone dan melakukan kegiatan diluar rumah seperti interaksi sosial secara langsung, olahraga, dan aktivitas rekreasi.Â
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Julius Ohrnberger, yang menjelaskan bahwa terdapat hubungan antara kesehatan mental dan fisik yang berdampak pada gaya hidup dan interaksi sosial pada suatu individu. Jika pada masa lalu memiliki kesehatan mental yang baik maka akan memiliki kesehatan fisik yang baik juga (Ohrnberger, Fichera and Sutton, 2017)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H