Pengelolaan stres melibatkan kegiatan yang disukai, seperti hobi, refreshing, pendekatan spiritual, atau berbicara dengan orang lain untuk mengurangi tekanan.Â
Meskipun masih ada stigma, penting untuk memiliki keberanian untuk berbicara terbuka dan mencari bantuan. Di era digital, ada banyak platform daring yang menyediakan konsultasi psikologi, baik berbayar maupun gratis. Puskesmas juga menyediakan layanan konsultasi psikologi dengan biaya yang terjangkau.
Namun, pemahaman tentang kesehatan mental di Indonesia masih rendah: 14% pernah pasung seumur hidup, 31,5% dipasung dalam 3 bulan terakhir. Hanya 9% yang mendapatkan pengobatan untuk gangguan jiwa, menunjukkan kurangnya fasilitas dan pemahaman.Â
Masyarakat sering memberi stigma negatif kepada mereka yang mengalami gangguan mental, membuat mereka enggan mencari perawatan dan merasa tertekan. Diperlukan kesadaran masyarakat untuk mendukung individu dengan masalah kesehatan mental dan menjadi pendengar yang baik.
Kembali ke pertanyaan, "Bunuh diri, salah siapa?" merupakan poin penting untuk refleksi bersama. Dalam konteks ini, pendidikan, khususnya lembaga-lembaga persekolahan, memiliki peran sentral dan strategis dalam membuka dialog dan menyadarkan masyarakat tentang isu yang kompleks ini melalui siswa-siswa mereka.Â
Pendidikan bukan hanya tentang pencapaian akademik, tetapi juga tentang pembentukan karakter, pemahaman kesehatan mental, dan pengurangan stigma terhadap masalah ini.Â
Oleh karena itu, lembaga pendidikan memiliki tanggung jawab besar untuk mempromosikan pemahaman, keterbukaan, dan dukungan terhadap isu bunuh diri sehingga siswa-siswa dapat menjadi agen perubahan dalam masyarakat dan dapat membantu mereka yang membutuhkan.
Identitas: Makna dan Pencarian Diri
Kecemasan, secara psikologis, memiliki penjelasan dalam konteks respons alami terhadap stres dan ketidakpastian dalam kehidupan sehari-hari. Ini terkait dengan insting bertahan dan respons "fight or flight" yang dapat bermanfaat dalam situasi berbahaya.
Namun, perlu diingat bahwa dalam kasus bunuh diri, penemuan identitas memainkan peran kunci. Ketika remaja menghadapi masalah dan masih berada dalam pencarian jati diri, mereka seringkali cenderung mencari solusi yang kurang tepat.Â
Kombinasi antara kecemasan yang tidak teratasi dan pencarian identitas yang belum selesai dapat mengarah pada tindakan yang berisiko dan konflik batin yang serius.