Mohon tunggu...
Muhammad Yusuf
Muhammad Yusuf Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika SMP

Guru Matematika SMP

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Terbelenggu

5 Desember 2017   07:00 Diperbarui: 5 Desember 2017   08:36 905
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pahitnya rasa empedu

Hanya terasa di mulut saja

Ketika sudah berada dalam perut

Pahitnya berubah menjadi obat

Pahitnya rasa sikutanmu

Menggetarkan seluruh raga

Merasuk dalam jiwa

Mengacaukan aliran darahku

Sikutanmu bak belenggu

Membelenggu daya nalarku

Membelenggu kreatifitasku

Membelenggu asaku

Aku tahu itu caramu

Membersihkan aralmu

Memuluskan jalanmu

Menuju asamu

Aku ingin berujar

Aku bukan aralmu

Aku bukan bebanmu

Aku bukan penjagalmu

Aku kerabatmu

Siap menopangmu

Siap membopongmu

Menuju asa tertinggimu

Tapi kamu tetap pada arahmu

Menebar sikutmu

Membelenggu kaki tanganku

Aku pasrah

Aku cuma bisa berharap

Semoga kamu menggapai asamu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun