Sleman, Keluarga Pak Wahyu sangat sederhna, Pak Wahyu berkerja sebagai buruh bangunan dan petani sedangkan Bu Wahyu sebagai pedangan di salah satu pasar tradisional. Dengan kesederhanaan keluarga mereka, Pak Wahyu & Bu Wahyu berhasil menyekolahkan ke 4 anak-anaknya hingga sukses. Anak pertama berkerja sebagai Polisi di Kalimantan, anak kedua berkerja sebagi Pol-air (polisi air), anak ketiga berkerja sebagai teknisi pesawat dan lulusan terbaik no 1 angkatan 2005 di Curuk, dan anak keempat si bungsu berhasil menjadi PNS Guru di salah satu SD Negeri di Kabupaten Sleman
Laporan : Yusuf Saputro
Keluarga Pak Wahyu memang dari dulu sudah sangat sederhana. Tetangganya saja ada yang meremehkan keluarga mereka karena saking sederhananya. Keluarga pak wahyu dinililai tidak bisa sukses oleh salah satu tetangganya tapi BU Wahyu yang sabar dan yakin pasti suatu saat allah akan membalikkan keadaan. Ia memiliki 4 orang anak laki semua, anak pertama namanya Joko, yang ke dua Ferri, yang ke tiga Tri dan yang terakhir Wahyu. Singkat cerita anak yang kedua setelah lulus dari SMA ia mencoba peruntuhan untuk mendaftar TNI Angkatan Udara tapi sudah gagal 3 kali Tetapi anak bu Wahyu yang kedua ini tidak putus asa Iya siap di operasi fari kokil demi bisa mendaftar angkatan lagi tahun 99 alhasil anak yang kedua keterima polisi air atau pol air yang menjadi tolak ukur anak-anak yang lain dalam menentukan pekerjaan. Di tahun 2000 anak yang pertama keluar dari salah satu PT swasta di Jakarta, ia disuruh Bu Wahyu untuk mendaftar polisi awalnya ragu tapi dengan tekad yakin ia yakin lolos seleksi, benar saja anak pertama Bu Wahyu berhasil lolos seleksi dan keterima menjadi polisi dan Iya sampai sekarang bertugas di Kalimantan menjadi polisi Lalu anak yang ketiga dari Bu Wahyu setelah lulus dari SMK industri di Jogja, iya mempunyai keinginan untuk sekolah di salah satu sekolah teknik mesin pesawat di Curug. Awalnya Bu Wahyu meragukan itu karena biayanya sekolah di sana sangat mahal tapi dari anak pertama dan anak kedua mensupport untuk adiknya agar bisa sekolah yang ia inginkan. 2002 anak bu Wahyu nomor tiga berhasil masuk di sekolah teknik pesawat di Curug tersebut, "ndisek lebayar sekolah tri kae gentenan mas wong 3, aku joko ro feri" ucap Bu wahyu tak terasa sudah 4 tahun anak ketiganya sekolah sebagai teknisi pesawat, tak disangka di tahun 2005 anak ketiga Bu Wahyu menjadi lulusan terbaik nomor pertama di sekolah teknik pesawat di Curug tersebut. Ia mengalahkan anak-anak konglomerat yang banyak kata Bu Wahyu, “semua pada berpakaian rapi Mas saya sama bapaknya cuma memakai pakaian biasa bapaknya cuma memakai jas dari masnya dan saya diselamatin sama orang-orang penting" ucap bu Wahyu. Ia sangat bangga kepada anak-anaknya sejauh ini mereka berhasil mengangkat derajat orang tuanya. anak keempat Bu Wahyu si bungsu menempuh kuliah di salah satu universitas swasta di Jogja mengambil jurusan PGSD guru SD di tahun 2015 anak terakhir Pak Wahyu dan Bu Wahyu pun lulus kuliah tetapi ia tidak langsung menjadi seorang PNS ia bekerja menjadi guru honorer selama kurang lebih 4 sampai 5 tahun dan alhamdulillah di akhir penhujung tahun 2020  ia berhasil keterima menjadi PNS di salah satu sekolah dasar di daerah Sleman.
Dari kisah keluarga Bu Wahyu diatas kita bisa mengambil pembelajaran bahwa semua orang bisa sukses dan semua orang sanggup sukses. Jadi kita tidak boleh mengejudge hidup orang kalau ia tidak bisa sukses. Buktinya dari seorang buruh bangunan dan pedagang pasar berhasil mensukseskan keempat anak-anaknya menjadi orang-orang yang sukses dan anak-anaknya tersebut berhasil menaikkan derajat orang tuanya lebih baik lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H