Mohon tunggu...
Yusuf Rizaal Albantani
Yusuf Rizaal Albantani Mohon Tunggu... -

Orang biasa. Cuman seorang bapak dari anaknya dan seorang suami bagi istrinya

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jokowi Curang, BPN Temukan 73.000 Salah Input KPU

5 Mei 2019   11:13 Diperbarui: 5 Mei 2019   11:20 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Koordinator Relawan Informasi Teknologi (IT) BPN 02, Mustofa Nahrawardaya membawa lebih dari 73 ribu lembar temuan kesalahan dari input sistem hitung atau Situng milik Komisi Pemilihan Umum (KPU). Bukti tersebut dibawanya ke Badan Pengawas Pemilu atau Bawaslu untuk ditindaklanjuti sebagai dugaan pelanggaran Pemilu 2019.

"Sebanyak 73.715 kesalahan input data Situng atau sebesar 15,4 persen dari total 477.021 TPS yang telah diinput. Data kesalahan ini kami capture dan barang bukti dibawa, diserahkan ke Bawaslu," kata Mustofa di Kantor Bawaslu RI, Jakarta Pusat, Jumat (3/5).

Merdeka.com Jumat, 3 Mei 2019 18:15:39

Bagaimana mereka berusaha dengan sistematis untuk membutakan hasil KPU. Sebelumnya habib Rizieq memberi maklumat mendesak KPU menghentikan real count. Berapapun suara prabowo. Prabowo harus dilantik jadi presiden. HRS sebenarnya tau jika syarat mutlak untuk menjadi presiden adalah menang pemilu yang diputuskan KPU sebagai lembaga berwenang. Maka Kali ini mereka percaya dengan statistik. Kenyataan statistik jika suara masuk 75%, bisa dipastikan itu Takan berubah sampai akhir penghitungan. Mereka panik. Maka strategi berikutnya masuk. Mustofa nahra ( yang kemarin meminta jenazah korban KPPS dibongkar ) melakukan upaya sistematis dengan mengklaim membawa kesalahan 73.000 situng KPU. Dan tidak akan bisa dibantah. detikNews | Minggu 05 Mei 2019, 10:06 WIB

Siapa Mustofa? Siapa BPN ? Mengapa mereka selalu mendahului kehendak pihak yang berwenang. Mengapa mereka selalu mengklaim mereka paling benar. segala bentuk kecurangan bisa diciptakan oleh siapa saja. dengan cara apa saja. yang paling penting adalah semua itu bisa dibuktikan ke absahannya atau tidak? DataC1 rangkap 6. Saksi saksi kedua belah pihak punya salinannnya. Semua mengawasi situng KPU karna KPU mempublish hasil hitungnya secara transparan. 

BPN merasa hitungannya paling benar. Beliau beliau itu Mengklaim 73.000 kesalahan tidak bisa di tentang, Sedangkan pembuktian menang 62% saja mereka tidak bisa membuktikan. Logikanya bagaimana mereka bisa membuktikan kecurangan, sedangkan klaim kemenangan survei internalnya aja berantakan. 

Bahkan sebelumnya beredar rekaman suara tim BPN yang menyatakan mereka melemparkan C1 palsu agar rakyat semakin bingung. Mungkinkah bukti 73.000 klaim salah input KPU dihitung berdasarkan C1 palsu yang mereka lempar ke publik? Mari kita tunggu bersama pembuktiannya. 

KPU dan Berdasarkan Survei Indikator IDN Times :04 April 2019 Mayoritas Masyarakat Percaya KPU Tetap Netral. Selain itu Menurut SMRC kepercayaan masyarakat terhadap KPU juga cukup tinggi.  Butuh tuduhan yang sistematis untuk membuyarkan kepercayaan publik pada hasil pemilu. Bahkan di berbagai wilayah, saksi pendukung 02 tidak mau tandatangani C1 karna jagoannya kalah.

 Intinya tidak peduli apapun hasilnya yang penting Prabowo harus jadi presiden. Mereka harus menghentikan data situng KPU sebelum selesai. Karna Mayoritas publik akan lebih percaya pada hasil penghitungan KPU. Itu sangat berdampak untuk strategi Meraka berikutnya. Gairah people power yang mereka gaungkan akan dipastikan berkurang. Kadang begitu bodoh ketika ada segerombolan orang yang demo besar besaran ketika mereka dikalahkan lawan. Padahal maha benar yang terhormat bpk.Prabowo subianto Sudah terbiasa dikalahkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun