P0 = Â 50 C
Mode ini akan menyebabkan beban (misalnya berupa kipas) akan hidup ketika tepat pada suhu P0 (50 C) sampai pada suhu P1 (25 C). kemudian beban akan mati (pendinginan berhenti), jika suhu perlahan naik kembali hingga ke suhu P0 (50 C) kipas akan kembali menyala.
Mode P2 digunakan untuk mengkoreksi/mengkalibrasi pengukuran suhu. Jika pengukuran suhu sudah melampaui dari suhu aslinya. Jadi sediakanlah termometer ruangan konvensional sebagai acuan utama. Prinsip pengaturannya hanyalah dengan mengurangi atau menambahkan dari suhu terukur.
Mode P3 digunakan untuk mendelay/menunda waktu penyalaan relay (beban) jika suhunya sudah mencapai suhu P0. Waktu tunda bisa di atur 1, 2, 3 -- 10 menit.
Penggunaan
Alat  ini dapat dipasang langsung pada kayu/papan maupun dipasang pada RAIL DIN (rel MCB) dengan mekanisme baut/paku ulir. Perangkat ini bisa saja menyalakan beban listrik apapun dengan inputan pengaruh perubahan suhu. Beban tersebut dapat berupa berupa lampu pijar, lampu halogen, heater blower, elemen pemanas, Infra red heater dan sebagainya. Pada Pemasangan kabel power akan lebih mudah pengoperasiannya jika disertai dengan saklar On Off.Â
Kapasitas Maksimum Pembebanan
Kapasitas daya alat pemanas (beban) yang dapat dihubungkan dengan alat  ini maksimum 1500 Watt. Meskipun begitu, ada baiknya  hanya membebaninya 80% - 85% dari kapasitas maksimumnya untuk menjaga kondisi termostat dalam jangka panjang.Â
Terkhusus beban induktif seperti motor listrik, diupayakan hanya menggunakan kira kira 30% - 50% dari kapasitas maksimumnya (Hanya 300 - 750 watt). Penggunaan motor listrik yang berdaya besar memiliki arus start (arus tarikan awal) yang sangat tinggi, sehingga daya awalnya tinggi juga yang dikhawatirkan dapat merusak si termostatnya. Sehingga untuk beban motor listrik harus dibatasi
Performa Sensor