Masalah Teknis yang sering terjadi berulang - ulang pada sistem distribusi air di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) diamanapun adanya, adalah pengaliran air yang belum sesuai dengan kebutuhan, baik dari segi kuantitas, kualitas maupun tekanan air.
Dari segi kuantitas, masalah umum yang paling sering terjadi adalah pengaliran bergilir dimana distribusi air pada suatu daerah pelayanan tidak dapat dilakukan selama 24 jam. Artinya, sebagian daerah pelayanan tidak bisa di aliri air pada waktu – waktu tertentu, atau bahkan terjadi kasus, dimana pelanggan tidak mendapatkan aliran air sama sekali. Hal tersebut disebabkan jumlah air yang tersedia di sumber air tidak sesuai atau kurang dari jumlah yang dibutuhkan oleh konsumen, misalnya pada musim kemarau.
Penyebab lainnya adalah karena kapasitas jaringan pipa memang tidak memadai untuk mengalirkan air dengan jumlah yang dibutuhkan. Pada kasus ini, air yang tersedia di sumber air lebih dari cukup dibandingkan dengan yang dibutuhkan, namun karena perencanaan dan perancangan jaringan pipa yang dibangun tidak tepat sehingga jaringan pipa tidak dapat bekerja Optimal.
Pesatnya perkembangan Teknologi komputer pada saat ini ternyata sudah mampu menjawab berbagai persoalan pendistribusian air yang dahulu mungkin terbilang rumit dan membutuhkan waktu yang panjang untuk sebuah perhitungan manual.
Pusdiklat Perpamsi DPD Kalimantan Barat atau lebih akrab dengan sebutan Training Education Center (TEC) bagi para Tukang ledeng di Seluruh Indonesia, merespon segala tantangan yang dihadapi dengan menggelar pelatihan “Analisa Hidrolika menggunakan WaterGEMS”.
WaterGEMS adalah aplikasi permodelan distribusi air yang komprehensif dan relatif sangat mudah digunakan. Aplikasi ini dapat dijalankan dari dalam ArcGIS, AutoCAD, MicroStation atau sebagai aplikasi mandiri.
Menata Jaringan pipa adalah tanggung jawab bersama
Berangkat dari permasalahan pendistribusian air olahan PDAM, tidak jarang kita temukan sebuah persoalan teknis dilapangan, dimana berdasarkan rencana dan perancangan sistem perpipaan yang dibangun tidak sesuai dengan realita yang terjadi dilapangan. Dampak langsung dari tidak tertatanya sebuah jaringan pipa tersebut akan sangat merugikan konsumen, karena bisa jadi berputarnya meteran di rumah mereka akibat tekanan angin dan bukan dari air yang mengalir.
Untuk mengatasi jaringan saja sejumlah PDAM di negeri kita memang masih harus tertatih - tatih melangkah untuk memperbaikinya, bagaimana pula dengan kualitas air yang buruk dan sering menjadi keluhan di masyarakat. Mungkin sebuah Akronim banyolan yang muncul di masyarakat memang harus kita terima dengan lapang dada. Masyarakat mengartikan PDAM sebagai Perusahaan Daerah Air Mandi atau bukan air minum yang merupakan arti sebenarnya.
Dilema berkelanjutan dari persoalan jaringan perpipaan yang sering dihadapi PDAM, tidaklah terbilang ringan, karena ada sejumlah PDAM di daerah dan bahkan di kota besar yang memiliki pelanggan cukup banyak, malah tidak mengetahui kemana dan dimana saja pipa distribusi mereka terpasang, dengan alasan kegiatan pemasangannya dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum (PU). Namun yang menjadi pertanyaan kita, apakah kegiatan pemasangan pipa tidak melibatkan Instansi PDAM sebagai lembaga yang nantinya akan menggunakan jaringan pipa tersebut dan merawatnya secara berkelanjutan. Tidak optimalnya sinergi antara ke dua Instansi tersebut dalam menjankan tanggung jawabnya melayani air bersih, jelas akan berdampak pada kualitas pelayanan yang diberikan kepada masyarakat.
Masyarakat mungkin tidak terlalu mengerti dengan persoalan penataan jaringan yang tersambung di rumahnya masing – masing, karena yang terpenting dan menjadi hak mereka sebagai konsumen adalah ketika membuka kran, air dapat mengalir sesuai dengan yang mereka butuhkan.
Jika bercermin pada kemapanan Teknologi dibidang pelayanan air bersih di Negara – negara yang sudah maju dengan jaringan perpipaan mereka yang sudah tertata dengan baik, dan kualitas air maupun pelayanannya yang sangat memuaskan. Mungkin sudah bukan waktunya lagi kita terus menerus berkutat pada permasalahan saling lempar tanggung jawab tentang jaringan pipa, karena pelayanan air bersih yang menyangkut harkat hidup dan kesehatan masyarakat adalah sebuah tanggung jawab yang semestinya dipikul dan dipikirkan bersama. Jika Teknologi saja sudah menjangkau dan menyederhanakan sedikit permasalahan kerja yang sering dihadapi oleh para tukang ledeng dilapangan. Kenapa kita tidak memanfaatkan teknologi tersebut untuk kemaslahatan orang banyak dibidang air bersih.
Yusuf Soufi
Pusdiklat DPD Perpamsi Kalbar
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H