Mohon tunggu...
Yusup Nurohman
Yusup Nurohman Mohon Tunggu... Penulis - We Love Learn Sociology

pengembara angkringan, masih mencari apa yang lebih dari sekadar materi mari bercengkrama di @yusufseo

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Apa Itu Silent Majority? Konsep dan 7 Contohnya

19 Februari 2024   00:28 Diperbarui: 19 Februari 2024   19:11 1066
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mereka biasanya memilih berdasarkan prinsip kehati-hatian, mempertahankan status quo, atau menghindari perubahan radikal.

Contoh Silent Majority

Berikut adalah tujuh contoh kelompok yang sering dianggap sebagai bagian dari "silent majority" dalam konteks politik:

  1. Pemilih Pasif: Individu yang jarang terlibat dalam diskusi politik atau aktivisme, tetapi secara rutin memberikan suara dalam pemilihan umum tanpa banyak publisitas.
  2. Kelas Menengah Suburban: Kelompok penduduk di pinggiran kota yang cenderung memiliki pandangan moderat dan lebih fokus pada isu-isu lokal atau pribadi daripada politik nasional.
  3. Pekerja Blue-Collar: Pekerja industri atau manual yang mungkin tidak aktif dalam politik tetapi keputusan pemilihannya dipengaruhi oleh isu-isu ekonomi dan pekerjaan.
  4. Orang Tua: Populasi usia lanjut yang cenderung memiliki tingkat partisipasi pemilih yang tinggi tetapi kurang terlibat dalam aktivisme politik atau debat publik.
  5. Pemilih Independen: Individu yang tidak terikat dengan partai politik mana pun dan seringkali membuat keputusan pemilihan berdasarkan isu-isu spesifik daripada ideologi partai.
  6. Penduduk Pedesaan: Orang-orang yang tinggal di daerah pedesaan dan mungkin merasa kurang terwakili dalam diskusi politik nasional, tetapi suara mereka penting dalam pemilihan umum.
  7. Pemilih Pertama Kali: Pemuda yang baru pertama kali memilih dan mungkin belum terlibat secara aktif dalam politik, tetapi keputusan mereka dapat menjadi penentu dalam pemilihan yang ketat.

Kelompok-kelompok ini mewakili berbagai segmen masyarakat yang, meskipun mungkin tidak vokal atau terlihat dalam arena politik, memainkan peran penting dalam menentukan hasil pemilihan dan arah kebijakan publik.

Vocal Majority

Vocal majority adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan sekelompok orang dalam masyarakat yang secara aktif dan terbuka menyuarakan pendapat atau sikap politik mereka. Berbeda dengan silent majority, vocal majority lebih terlihat dan terdengar dalam diskusi publik, media, dan demonstrasi politik. 

Mereka seringkali terlibat dalam aktivisme, kampanye politik, dan debat publik, menggunakan suara mereka untuk mempengaruhi opini publik dan kebijakan pemerintah. Meskipun mereka mungkin tidak selalu mewakili mayoritas sebenarnya dari populasi, kevokalan dan visibilitas mereka dapat memberikan kesan bahwa mereka adalah kelompok mayoritas dalam masyarakat.

Kesimpulan

Konsep "silent majority" mengacu pada kelompok besar dalam masyarakat yang tidak secara terbuka menyuarakan pendapat atau sikap politik mereka, tetapi memiliki dampak signifikan dalam menentukan hasil pemilihan umum dan arah kebijakan publik. 

Meskipun seringkali tidak terlihat dan tidak terdengar, keputusan mereka di bilik suara dapat menjadi penentu dalam konteks politik. Contoh-contoh silent majority termasuk pemilih pasif, kelas menengah suburban, pekerja blue-collar, orang tua, pemilih independen, penduduk pedesaan, dan pemilih pertama kali. 

Memahami kelompok ini penting bagi para pemimpin politik, analis, dan masyarakat umum.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun