Mohon tunggu...
Yusup Nurohman
Yusup Nurohman Mohon Tunggu... Penulis - We Love Learn Sociology

pengembara angkringan, masih mencari apa yang lebih dari sekadar materi mari bercengkrama di @yusufseo

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

2021, Jangan Berharap pada Manusia Nanti Kecewa!

4 Januari 2021   12:21 Diperbarui: 4 Januari 2021   12:23 662
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahun 2020 menjadi tahun yang jauh dari apa yang sudah di rencanakan. Pandemi mengubah segala hal termasuk rencana dan harapan. 2020 menjadi tahun yang berbeda di hidup saya, di sisi lain kita semua berduka atas pandemic di sisi lain saya masih terus mencoba memahami diri sendiri, menemukan jati diri dan mencintai diri sendiri. 

Tahun 2020 menjadi tahun yang penuh ambisi bagi saya, terus mencari mengejar materi tetapi yang kutemukan hanya kekosongan dan hamparan gersang. Ternyata saya sadar semua tak segalanya tentang materi tetapi apa yang lebih dari sekadar materi.

Judul di atas mungkin klise atau sudah sering kalian dengar, entah itu perkataan teman, orang tua, ceramah pengajian, bahkan media sosial. Saat ini dunia sedang digencar-gencarkan bentuk mencintai diri sendiri (self-love). Bentuk mencintai diri sendiri juga sangat beragam. Salah satunya adalah yang saya tulis di judul.

Berharap adalah memiliki keinginan dan bayangan agar sesuatu hal bisa terjadi. Berharap bisa dengan hal apa saja, misalnya berharap dengan hasil kerja yang kita lakukan, bahkan berharap kepada orang lain. Berharap pada manusia artinya memiliki harapan atau expectations terhadap manusia lainnya.

Berharap kepada manusia adalah suatu tindakan yang jarang diperbolehkan, mengapa? Karena masing-masing orang memiliki harapan dan keinginan yang berbeda-beda, sehingga sulit bagi semua orang untuk menyamaratakan keinginan mereka menjadi satu. Terlebih lagi ketika apa yang kita harapkan tidak sesuai kenyataan yang terjadi hanya kekecewaan.

Tanpa sadar kita sering menggantungkan pada orang lain. Terkadang kita melakukan sesuatu yang menurut kita sendiri akan dan sudah cukup untuk membuat orang lain senang. 

Contoh kecilnya misalkan kita sedang di warung penjual jus. Saat kamu membeli jus dan kamu tahu bahwa temanmu ingin membelinya juga tetapi tidak punya uang. Kamu berinisiatif membelikanya, sementara dia menginginkan rasa cokelat tetapi kamu malah membelikanya rasa melon. Apakah dia senang? 

Tentu saja senang, namun disisi lain ada kekecewaan, pun kamu---yang sudah inisiatif membelikannya. Kamu berharap orang tersebut akan senang karena kamu sudah mengabulkan apa yang ia inginkan, namun ternyata masih kurang sempurna sehingga kamu kecewa.

Lalu bagaimanakah seharusnya? Tentu kita sangat boleh berharap. Harapanlah yang membuat kita hidup dan senantiasa berusaha utuk mencapai harapan itu. 

Akan tetapi, apakah kita sudah sepenuhnya yakin dan percaya bahwa sebaik-baiknya harapan hanyalah kepada Allah? Apakah tidak boleh berharap kepada manusia? 

Tentu saja boleh tetapi jangan berlebihan dan ada batasanya. Allah telah berfirman dalam QS. Al-Insyirah ayat 8: "dan hanya kepada Rabb-mu hendaknya kamu berharap."

Allah Maha Mendengar. Jika kita semua menyerahkan segala urusan kita hanya berharap pada Allah. Kita harus yakin bahw allah memberikan yang terbaik kepada kita semua. 

Oleh karena itu di tahun depan 2021 kita harus mulai berlatih untuk berharap kepada Allah. Segala urusan kita ikhlaskan dan serahkan kepadanya. Tugas kita hanyalah berusaha dan berdoa juga diimbangi dengan menerima.

semoga harapan-harapan kita semua dikabulkan oleh Allah SWT. 

sukses untuk kita semua!

Sudah sampai mana usaha kita?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun