tercermin dalam kepribadian dan persona Taylor yang ramah, supel, tetapi juga tegas serta independen. Sosoknya dipandang oleh media sebagai 'America's sweetheart', namun di lain sisi adalah sosok ambisius dengan insting bisnis yang tinggi. Prinsip tersebut dipegang teguh hingga seakan-akan Taylor masih merasakan kehadiran Marjorie di dunia, seperti ungkapannya:
What died didn't stay dead
What died didn't stay dead
You're alive, you're alive in my head
Ketajaman permainan kata dan frasa Taylor masih kuat mengakar, sebuah trademark yang menghiasi susunan liriknya sejak album pertama. Di lagu 'willow' misalnya terdapat lirik:
But I come back stronger than a 90's trend
Merefleksikan frasa yang akhir-akhir ini populer, seiring dengan kebangkitan tren budaya dan musik dekade 1990-an di kalangan generasi Z dan milenial dalam lima tahun terakhir. Sensitivitas Taylor dalam merepresentasikan perkembangan budaya populer adalah kelebihan utama yang membawanya tetap eksis hingga saat ini.
Saya tanpa ragu mengatakan bahwa lagu 'No Body, No Crimes' menempati posisi teratas dari segala aspek. Menceritakan kisah tentang pembunuhan seorang perempuan bernama Estee oleh suaminya yang terindikasi selingkuh, tetapi tidak terdapat bukti kuat yang mendukung.
Mendengarkan lagu ini serasa menyaksikan film crime mystery klasik yang penuh ambiguitas dan ketidakpastian akan siapa musuh dan pelaku sesungguhnya; memunculkan rasa cemas akan ancaman yang berpotensi muncul dari berbagai arah. Hal ini tentu merupakan sebuah tema yang sebelumnya tak pernah disentuh oleh Taylor Swift untuk penulisan lagu; sekali lagi menunjukkan sensitivitas dan daya imajinatifnya yang tinggi.
Dari segi musikalitas, lagu 'No Body, No Crimes' adalah salah satu dari sedikit lagu karya Taylor yang dimainkan pada nada dasar minor (tepatnya Gm). Notasi B mol (Bb) yang mendominasi bagian verse untuk memberi nuansa musik blues, mirip dengan apa yang dilakukan Oasis pada lagu 'Wonderwall'. Dengan sentuhan pop, country, dan rock, lagu ini tentu merupakan anomali unik di antara kumpulan roman 'patah hati' yang memenuhi rak diskografinya selama ini.
Sementara lagu 'Willow', meski cukup menarik secara tema, tetapi tidak ada yang baru dalam komposisi musiknya. Progresi kord, instrumen, dan melodi cukup mirip dengan apa yang telah dilakukan sebelumya, terutama pada iringan melodi gitar akustik. Kalau tidak percaya, coba saja letakkan lagu tersebut di album Fearless (2009) atau Speak Now (2010); niscaya anda tidak akan menemukan perbedaan dan kontras yang berarti.