Mohon tunggu...
Yusuf Mawolu
Yusuf Mawolu Mohon Tunggu... -

Petani Ulung

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Potensi Alam Sumba yang Tidak Pernah Dibayang

2 Desember 2014   04:20 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:17 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Potensi Alam Sumba yang Tidak Pernah Dibayang Orang Sumba.

Ada Begitu Banyak Potensi Alam Sumba yang sudah di Kuasai Pendatang, Akibat ketidak tahuan kita sebagai Orang Sumba.

Salah  satu Contoh  : 1. Sumber Air Melimpah. Ada air yang berlimpah tapi dibiarkan mengalir begitu saja tanpa dimanfaat, kita dapat melihat begitu banyak hasil seperti Bawang, Kentang, Wortel, Sayur-sayuran dan buah-buahan yang harus di datangkan dari Daerah lain seperti NTB, Sumba Barat. Menjadi pertayaan dimanakah Kita sebagai Orang Sumba Timur.

Sekalipun ada hasil dari Sumba Timur tetapi rata-rata inisiatornya dari Orang-orang Pendatang, Ketika orang itu pergi ide  itupun pergi ditiup angin.

2. Orang Sumba Lahannya memiliki lahan yang luas, tetapi mari kita lihat ratio ternak yang ada di Sumba Timur kebanyakan di miliki oleh Etnis Pendatang jika dibandingkan dengan Pribumi.

3. Banyak anak-anak usia sekolah. Tetapi tidak bersekolah, bahkan putus sekolah karena ketidak tahuan orang tua akan pentingnya pendidikan. Sehingga generasi Sumba khususnya Sumba Timur bisa dibayangkan suatu saat hanya menjadi penonton dirumah sendiri.

Saran saya sebagai anak Sumba bangkitlah tanggalkan semua hal yang menghalangi kamu untuk berbuat sesuatu hal yang berarti untuk Sumba Timur Tercinta. Berbuat sedikit hal positif  untuk diri sendiri, sehingga bisa membuat orang disekeliling kita bahwa ada begitu banyak potensi yang dapat dikembangkan untuk mengejar ketertinggalan kita dengan orang lain. Jangan biarkan pontensi yang kita miliki diraih duluan oleh kaum pendatang, kaum terdidik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun