Pembaca, mikrofon yang mewakili kevokalan sang tersangka (Antasari) cukup mewakili kesemuan dari arti perjuangan. Meski vokal sering ditampilkan (di antaranya di media), dan nama Antasari melambung serta meraih banyak simpati, tetapi semua itu hanyalah bayangan (gambar depan). Dia tak mampu menopang kesendirian dan kegelisahan si vokalis (Antasari) di tengah bayangan kegelisahan diri dan juga keberadaan awasan pihak aparat-yang boleh jadi masih tak suka.
Bagi saya, foto Ichwan itu memuat sarat pesan politis dan perlawanan. Perlawanan yang mewakili Antasari, berikut suasana batinnya. Perlawanan pula ketika harian tempat Ichwan antusias mengangkat berita membela manusia yang diperlakukan tak adil. Sungguh sayang, bila foto itu hanya jadi penghias atau ilustrasi berita. Foto itu seperti memberikan pesan: "Bantu Antasari! Jangan biarkan dia berjuang dalam ketidakpastian."
Maka, masihkah kita bergeming, diam saja atas 'ketidakadilan' pada Antasari?[]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H