Mohon tunggu...
YUSUFIbrahim
YUSUFIbrahim Mohon Tunggu... Lainnya - Setidaknya saya menulis.

30 tahun bercinta dengan industri kreatif gambar dan suara di televisi, kini tiba waktunya pulang pada cinta pertama di dunia kreatif, yakni menulis. IG: @hajiyusufi

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Apa Serunya Ayam Lawan Singa?

13 Desember 2022   09:54 Diperbarui: 14 Desember 2022   19:01 844
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ayam lawan Singa (Screenshoot IG: fifaworldcup)

DALAM dunia dongeng, kisah perseteruan antara ayam dan singa hampir tak ada. Mungkin karena letak habitat mereka berjauhan. Ayam di mana, singa di mana. Jadi sulit merangkai fabel-nya.

Kalau pun ada, penulis cari di Google, kisah dongengnya antara ayam, singa, dan keledai. Dongeng anak-anak Yunani, keterangannya.

Tapi dalam dongeng itu, ayam hanya pemeran pembantu. Yang ribut beradu cerdik singa dan keledai sebagai pemeran utama. Seperti kisah kancil dan buaya di negeri kita.

Membayangkan ayam dan singa berseteru, sepertinya memang tidak seru. Ayam kalah segala-galanya dari singa. Tidak imbang dan ayam pasti kalah.

Secerdik-cerdiknya ayam, prestasi tertingginya hanya pernah mengecoh manusia dan jin, saat serempak berkokok sebelum matahari terbit di kisah Roro Jonggrang. 

Atau berlari kencang ngepot-mencelat sejadinya, sehingga susah ditangkap, saat mau dipotong untuk digoreng atau jadi opor. Selebihnya apa? Anak kampung yang memelihara ayam pasti pernah mengalaminya.

Sementara singa? Ini binatang raja segala binatang. Badannya besar, tampangnya gahar. Taring dan cakarnya adalah kematian. Auman suaranya saja, sudah bikin bulu kuduk rontok.

Ngeri...! Jangankan manusia, sesama binatang saja ogah berpapasan dengan singa. Apalagi singa gurun dari pegunungan Afrika.

Ayam lawan Singa (Screenshoot IG: fifaworldcup)
Ayam lawan Singa (Screenshoot IG: fifaworldcup)

Kamis, 15 Desember 2022, pukul 02.00 WIB, akan bertanding antara Tim Ayam Jantan-Prancis melawan Tim Singa Atlas-Maroko. Di babak krusial dan bergengsi, Semifinal Piala Dunia 2022 Qatar. Ini bukan dongeng. Ini sejarah dan sungguh akan terjadi di Stadion Al Bayt.

Pertandingan antara tim berjuluk Ayam Jantan dan Singa Atlas bikin penasaran. Ditunggu berjuta pasang mata insan sepak bola dunia. Kedigdayaan sepak bola Eropa akan diuji kehebatan sepak bola Afrika-Arab yang sedang on-fire di pentas Piala Dunia Qatar. Diwakili oleh negara bernama Maroko.

Sebagai ayam, Prancis bukan ayam sembarangan. Jantan, mapan, lihai, dan berprestasi. Tajinya bertuah. Dua gelar piala dunia sudah diraihnya. Pada tahun 1998 dan 2018. Pernah juga jadi runner-up di Pildun 2006.

Timnas Prancis, dengan segala sejarah dan legenda sepak bolanya, bagi Piala Dunia adalah peserta kehormatan. Tanpa ada Prancis, Piala Dunia dirasa kurang gurih.

Seperti Piala Dunia tanpa Italia saat ini dan periode sebelumnya di Rusia 2018, Piala Dunia dirasa kurang pedes. Kalau analoginya adalah santapan makan siang tengah hari bolong.

Sementara Timnas Maroko, sesungguhnya, maqom sepak bolanya jauh di bawah Timnas Prancis. Sebagai Singa, Timnas Maroko boleh dibilang singa baru gede. Singa kemarin sore, walau sudah enam kali mentas di Piala Dunia sejak 1970 dan berasal dari Pegunungan Atlas di jazirah Afrika Utara.

Beda dengan Prancis yang walaupun ayam, tapi Ayam Jantan yang jago. Nan sudah melewati 15 kali purnama Piala Dunia sejak 1930. Menjadi 16 kali dengan Piala Dunia Qatar saat ini.

Mengapa tim sekelas Prancis dijuluki Ayam Jantan? Sejarahnya panjang. Tapi yang pasti, buat orang Prancis asli yang moyangnya berlatar belakang bangsa Galia dan kebanyakan petani, ayam jantan melambangkan sifat kebanggaan, berpendirian keras, berani, dan produktif.

Saat ini, ikon taji kejantanan Timnas Prancis di Qatar, diwakili oleh kepiawaian permainan Kylian Mbappe dan Antoine Griezmann serta Olivier Giroud. Mbappe adalah bomber. Griezmann adalah hulu ledak. Giroud menjadi siluman kotak pinalti.

Rekan satu tim mereka semua akan menjadi peluru tajam serangan yang sekaligus bisa menjadi ranjau setiap lawan yang bertanding menantang mereka.

Menghadapi Prancis, Maroko dipastikan akan ribet dan lelah. Mau banyak menyerang, Prancis adalah tim yang pandai menangkal serangan dengan serangan. Mau banyak bertahan, Prancis tim yang jago tipu muslihat menembus barisan pertahanan lawan.

Skuad Maroko bisa dibuat frustasi oleh pasukan Prancis. Kendati sebagai singa muda Piala Dunia, Timnas Maroko sedang bandel-bandelnya dan galak menerkam lawan-lawannya. Terbukti, raksasa sepak bola Spanyol, Portugal, dan Belgia habis mereka terkam dan koyak pulang ke negaranya.

Maroko harus waspada dengan taji dan jalu ayam Prancis yang beracun dan bertuah. Kegemilangan Maroko di Piala Dunia Qatar bisa berhenti oleh Prancis yang mapan segala-galanya sebagai tim.

Ayam dengan nama besar dan kehormatannya diyakini akan langsung merusak setiap lini kekuatan pertahanan Singa, sejak peluit pertama wasit dibunyikan.

Didier Deschamps, pelatih Prancis dan putra Prancis asli, tak ingin membuat malu moyangnya yang terkenal sebagai bangsa penakluk. Baik sebagai penakluk wilayah dataran luas pada zaman penjajahan, maupun penakluk lapangan hijau sepak bola sejak zaman Just Fontaine, Raymond Koppa sampai Michael Platini.

Apalagi yang diladeni Maroko, yang dalam sejarah peperangan tahun 1912 pernah bangsa Prancis taklukan melalui perjanjian atau Traktat Fez, sehingga meletus perang bernama Rif.

Jejak pertemuan pertandingan antara Prancis dan Maroko pun, Prancis unggul. Dalam lima kali pertemuan rentang tahun 1988 -- 2007, Prancis selalu menang dan hanya sekali kalah lewat adu pinalti.

Walau terkesan Singa akan kalah dari Ayam---sebuah antitesis dunia nyata binatang, tapi pertandingan diyakini akan sengit dan seru. Maroko sebagai debutan semifinalis akan bermain lepas dan gembira. Ini yang berbahaya buat Prancis yang akan meladeninya dengan memikul beban juara bertahan, sejarah, dan diunggulkan.

Apalagi, 14 dari 26 pemain Maroko adalah kelahiran Eropa, seperti Belanda, Italia, Jerman, Belgia, Portugal, Spanyol, dan Prancis. Mereka juga banyak yang merumput di liga Eropa dan Prancis. Sedikit banyak didikan mereka adalah didikan sepak bola Eropa, walau yang diusung adalah panji Afrika-Arab.

Kebanyakan anak-anak Maroko bukan saja bisa bahasa Prancis karena pernah dijajah Prancis, tapi paham juga karakter sepak bola Prancis. Karena sebagai anak imigran, kabarnya banyak yang ngelmu masuk SSB (Sekolah Sepak Bola) di sana. Bersama kawan-kawan Afrika lainnya yang banyak menjadi pemain Prancis saat ini.

Di tambah, pelatih Maroko, Walid Regragui, kelahiran Prancis yang berpaspor Maroko, pandai sekali membakar motivasi pasukannya dengan narasi-narasi "perang" yang sejauh ini mampu membakar semangat singa-singa muda tim Maroko di Piala Dunia.

Narasi terakhir Regragui yang penulis baca di Kompas Sabtu kemarin, adalah, "Kami melihat ke langit. Kami belum mau berhenti karena kami akan menjadi tim yang sulit dikalahkan. Lalu, mengapa tidak berani bermimpi memenangi trofi (Piala Dunia)?" Klaim Walid Reragrui sangat ambisius.

Dengan demikian, selamat bertanding untuk Ayam dan Singa. Kami yakin pasti seru dan menghibur.

Kami di Indonesia, akan menonton kalian dengan suka-cita. Sambil bermimpi, kapan giliran Garuda di dada ini seperti kalian. Hik.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun