Mendadak bangun dari tidur malam, Jajang kangen istri dan anaknya. Ia gelisah. Cintanya begitu dalam dan sempurna kepada keduanya.Â
Jajang ingin menelpon lewat HP. Jam menunjukan pukul 02.22. Tapi Ia takut menggangu tidur istri dan  anaknya. Pikirnya, besok pagi saja saat sudah terang tanah.Â
Namun rindu sulit di tahan. Dia pandangi photo istri dan satu anak perempuannya yang berusia 1 tahun di HP murahnya. Anak hasil perkawinannya yang sudah berjalan 1,5 tahun.Â
Sudah 8 bulan dia terpisah antara Jakarta dan Kuningan Jawa Barat kampung halamannya, karena bekerja sebagai tukang bubur dan indomie. Istrinya hanya menjaga buah hatinya di kampung.Â
Di kamar kontrakannya, seperti biasa, manakala ia mendadak bangun karena rindu, Jajang menyeduh kopi dan merokok. Dia peminum kopi dan penikmat rokok yang rutin.Â
Baginya, minum kopi dan merokok adalah sebuah kenikmatan yang sulit ditawar. Karena keduanya adalah jalan ketenangan pikirannya selain mengingat Tuhan tentu saja.Â
Diantara kepulan asap dari sebatang rokok ditangannya, Â Jajang menulis rindu dan cinta sebisanya. Dengan air kopi hangat di cangkir kusam sebagai tinta, dan sebatang rokok di tangan sebagai pena.Â
"Ijah, suamimu selalu rindu dan sedang sangat rindu di malam buta ini. Rindu kepadamu dan buah hati cinta kita. Maafkan suamimu yang jauh meninggalkanmu demi kelangsungan hidup kita bertiga. Percayalan dengan cintaku sebagaimana aku mempercayai cintamu."
Dia mencoba menulis lagi setelah satu kalimat di atas. Namun ia tak mampu. Hanya berputar-putar di kalimat itu saja, dengan kata kunci rindu dan cinta. Sementara rokok sudah 3 batang dan kopinya mulai dingin.Â
Jajang bukan penulis dan penyair. Namun dengan sebatang rokok di tangan dan secangkir kopi di depannya, dia mendadak suka jadi pemikir dan orang bijak. Ia akan menulis lamunannya diantara kepulan asap rokok. Di dinding, di lantai, di tikar dan di langit-langit kamar kontrakannya. Penanya adalah sebatang rokok, tintanya adalah secangkir kopi.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H